Ingin dapat penawaran khusus untuk Anda? Konsultasi sekarang!

Rukun, Niat & Doa Sholat Jenazah di Empat Takbir!

14 October 2025 ditinjau oleh Tim Khidmat jejak imani

article-thumbnail

Tahukah Anda, seusai sholat fardhu di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi hampir selalu dilaksanakan sholat jenazah?

Banyak jamaah baru menyadarinya saat tiba di Tanah Suci untuk umroh dan haji, sehingga kurang persiapan bahkan melewatkannya. Padahal sholat jenazah sangat ringan, namun pahalanya amat besar di sisi Allah.

Agar tidak terlewat, berikut penjelasan ringkas tentang tata cara, niat, dan doa sholat jenazah yang bisa diamalkan.

Apa Itu Sholat Jenazah?

Sholat jenazah ialah sholat khusus untuk mendoakan jenazah muslim yang dilakukan tanpa gerakan ruku' dan sujud.

Mayoritas Ulama berpendapat bahwa hukum sholat jenazah adalah fardhu kifayah (kewajiban yang bersifat kolektif). Hukum ini merujuk pada riwayat Abu Hurairah RA, suatu ketika ada seseorang meninggal dunia, maka Rasulullah bersabda kepada para sahabat, “Shalatkanlah sahabat kalian” (HR. Bukhari)

Rukun Sholat Jenazah

Ulama Syafi’iyah, sebagai contoh Imam Nawawi dalam kitab Al-Minhaj menyebutkan bahwa rukun shalat jenazah ada tujuh:

  1. Niat
  2. Berdiri bagi yang mampu
  3. Takbir empat kali
  4. Membaca Al-Fatihah
  5. Bershalawat kepada Rasulullah (setelah takbir kedua)
  6. Berdoa untuk jenazah (setelah takbir ketiga)
  7. Membaca salam

Apabila salah satu dari tujuh rukun sholat jenazah ditinggalkan, maka sholat tidak sah. Meski demikian, ada perbedaan pendapat di antara empat madzhab mengenai rinciannya.

Tatacara dan Bacaan Sholat Jenazah

Sholat jenazah berbeda dengan sholat sunnah maupun wajib. Sholat jenazah dilakukan dengan 4 takbir tanpa adanya gerakan-gerakan sholat lainnya seperti ruku, sujud, duduk di antara tasyahud akhir dan sebagainya. Apabila akan melakukan sholat jenazah, ikuti panduan berikut

1. Sebelum Shalat Jenazah

Setelah memenuhi syarat sah sholat (seperti wudhu, menghadap kiblat, dll), orang yang sholat jenazah berdiri menghadap jenazah.

Posisi Imam disunnahkan sejajar dengan kepala jenazah laki-laki atau pinggang jenazah perempuan. Jika jenazah lebih dari satu, semuanya dibariskan sejajar ke arah kiblat di depan Imam.

2. Membaca Niat Sholat Jenazah

Disunnahkan melafalkan niat sebelum takbiratul ihram.

a. Niat Sholat Jenazah Sendirian

أُصَلِّيْ عَلَى هَذَا الْمَيِّتِ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli ‘ala hadzal mayyiti fardhan lillahi ta‘ala

“Aku niat sholat jenazah untuk mayat ini sebagai fardhu karena Allah Ta‘ala.”

Jika jenazah perempuan, lafaz hādza al-mayyiti diganti menjadi hādzihil mayyitati.

b. Niat Sholat Jenazah Berjamaah

أُصَلِّيْ عَلَى مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ الْإِمَامُ مَأْمُوْمًا فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli ‘ala man shalla ‘alayhil imāmu ma’mūman fardhan lillahi ta‘ala

“Aku niat sholat jenazah yang disholati imam ini sebagai makmum karena Allah Ta‘ala.”

3. Takbir Pertama

Setelah melafalkan niat dengan lisan, bertakbir (mengucapkan Allahu Akbar) sambil menghadirkan niat wajib dalam hati. Disunnahkan mengangkat kedua tangan pada setiap takbir, kemudian bersedekap di atas pusar.

Usai takbir pertama, disunnahkan membaca ta’awudz "a'uudzu billaahi minassyaithoonirrajiim”, lalu membaca Surah Al-Fatihah dengan lirih, baik bagi imam maupun makmum.

4. Takbir Kedua

Setelah takbir kedua, rukun selanjutnya ialah bershalawat. Bacaan yang paling utama ialah Shalawat Ibrahimiyah:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما صَلَّيْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وعلى آلِ إبْراهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما بَاركْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آل إبراهيم في العالَمِينَ إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Allaahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘alaa aali muhammad, kamaa shallayta ‘alaa ibraahiima wa ‘ala aali ibraahiima ibraahiim, wabaarik ‘alaa muhammadin wa ‘ala aali muhammad kamaa baarakta ‘alaa ibraahiima wa’alaa aali ibraahiima fil ‘aalamiina innaka hamiidun majiid

“Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Limpahkan pula keberkahan bagi Nabi Muhammad dan bagi keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan bagi Nabi Ibrahim dan bagi keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di alam semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”

5. Takbir Ketiga

Setelah mengucapkan takbir ketiga, lalu membaca doa untuk jenazah, di antaranya:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا، وَمَيِّتِنَا، وَصَغِيرِنَا، وَكَبِيرِنَا، وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا، وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا، اللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى الْإِيمَانِ، وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى الْإِسْلَامِ

Allahummaghfir lihayyina wamayyitina washaghiirina wakabiirina wadzakarina wa-untsaana wasyaahidina waghaaibina, Allahumma man ahyaytahu minna fa-ahyihi 'alal imaan, waman tawaffaytahu minna fatawaffahu 'alal islaam,

“Ya Allah, ampunilah orang hidup di antara kami, orang yang telah meninggal dari kami, yang kecil di antara kami, yang besar di antara kami, yang laki-laki di antara kami, yang perempuan di antara kami, yang hadir maupun yang tidak hadir. Ya Allah, siapa pun yang Engkau hidupkan di antara kami, maka hidupkanlah ia dalam iman. Dan siapa pun yang Engkau wafatkan di antara kami, maka wafatkanlah ia dalam Islam.” (HR. Abu Daud)

Kemudian membaca:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ

Allahummaghfirlahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu, wa wassi’ madkholahu, waghsilhu bil maa-i wats tsalji wal barad wa naqqihi minal khothoyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadha minad danas, wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi, wa zawjan khairan min zawjihi, wa adkhilhul jannata, wa a’idzhu min ‘adzaabil qabri wa ‘adzaabin naar.

"Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia, dan maafkanlah dia. Muliakanlah tempat singgahnya, luaskanlah kuburnya, cucilah dia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah dia dari segala kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan kain putih dari kotoran. Gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, pasangannya dengan pasangan yang lebih baik. Masukkanlah dia ke dalam surga, lindungilah dia dari siksa kubur dan siksa neraka." (HR. Muslim)

Catatan: Jika jenazah perempuan maka lafaz “hu” dan “hi” di atas diganti menjadi “ha”, jka lebih dari satu maka diganti menjadi “hum”.

Apabila jenazah anak kecil, maka membaca:

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ فَرَطًا وَذُخْرًا لِوَالِدَيْهِ، وَشَفِيْعًا مُجَابًا، اَللَّهُمَّ ثَقِّلْ بِهِ مَوَازِيْنَهُمَا وَأَعْظِمْ بِهِ أُجُوْرَهُمَا، وَأَلْحِقْهُ بِصَالِحِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَاجْعَلْهُ فِيْ كَفَالَةِ إِبْرَاهِيْمَ، وَقِهِ بِرَحْمَتِكَ عَذَابَ الْجَحِيْمِ

Allahummaj’alhu farathan wa dzukhuran liwaalidayhi, wasyafii’an mujaaban, Allahumma tsaqqil bihi mawaaziinahumaa, wa a’azhim bihi ujuurahuma, wa-alhiqu bishaalihil mu’miniin, waj’alhu fii kafalati ibraahim, waqihii birahmatika ‘adzaabal jahiim.

“Ya Allah, jadikanlah dia sebagai pendahulu dan simpanan pahala bagi kedua orang tuanya, serta sebagai pemberi syafaat yang doanya Engkau kabulkan. Ya Allah, beratkanlah dengan (pahalanya) timbangan amal keduanya, agungkanlah dengan (kepergiannya) balasan pahala bagi keduanya, pertemukanlah dia dengan orang-orang mukmin yang saleh, tempatkanlah dia dalam asuhan Nabi Ibrahim, dan lindungilah dia dengan rahmat-Mu dari azab neraka." (HR. Malik, Ibnu Syaibah, Al-Baihaqi)

6. Takbir Keempat

Tidak ada bacaan wajib dalam takbir keempat, namun Ulama Syafi’iyah berpendapat disunnahkan untuk membaca:

اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلَا تَفْتِنَا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ

Allahumma la tahrimna ajrahu walaa taftinnaa ba'dahu wagfirlanaa walahu

"Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami dari pahalanya, dan jangalah Engkau timpakan fitnah pada kami setelah kepergiannya, ampunilah kami dan dia."

7. Mengucapkan Salam

Sholat jenazah ditutup dengan salam. Minimal sahnya salam adalah lafaz “Assalaamu ‘alaykum”. Dalam madzhab Syafi’i, disunnahkan salam dua kali: pertama menoleh ke kanan, kemudian ke kiri.

Sholat jenazah adalah hak seorang muslim dari sesama muslim. Pahalanya sangat besar di sisi Allah. Dengan memahami tatacara pelaksanaan sholat jenazah kita dapat mengamalkannya dengan benar baik di lingkungan sekitar ataupun saat di Tanah Suci.

Semoga artikel ini bermanfaat, menjadi bekal ilmu dan pengingat untuk kita semua untuk terus memperbanyak pahala seperti ibadah umroh dan haji.

Bagi calon jamaah yang berniat untuk beribadah ke Tanah Suci, bisa melakukan perjalanan ibadah umroh dan haji bersama jejak imani. Para ustadz mumpuni akan full membimbing jamaah sesuai syariat mulai dari manasik di Indonesia hingga prosesi ibadah di Tanah Suci.

Wallahu A’lam.

Dilihat 53 kali