Mengkhususkan Puasa Rajab, Apakah Ada Tuntunannya?
11 December 2025 ditinjau oleh Tim Khidmat jejak imani

Bulan Rajab merupakan salah satu dari empat bulan haram (al-asyhur al-ḥurum) yang dimuliakan Allah. Pada bulan-bulan mulia ini, para ulama menjelaskan bahwa amal shalih memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan bulan lainnya.
Oleh karena itu, kaum muslimin di masa salaf banyak memperbanyak ibadah, termasuk puasa Rajab. Hal tersebut sebagai bentuk pengagungan terhadap waktu yang dipilih Allah. Walaupun tidak terdapat dalil shahih yang secara khusus menetapkan hari atau jumlah tertentu untuk puasa Rajab, para ulama sepakat bahwa puasa sunnah secara umum tetap dianjurkan untuk dilakukan di bulan Rajab.
Adakah Tuntunan Khusus Puasa Rajab?
Imam An-Nawawi menegaskan,
لا يَثْبُتُ في تَخْصِيصِ رَجَبٍ بِصِيَامٍ فَضْلٌ مُعَيَّنٌ
“Tidak ada dalil shahih yang menetapkan keutamaan puasa pada hari tertentu di bulan Rajab.” (Al-Majmū‘, 6/447).
Hal ini menunjukkan bahwa puasa Rajab boleh dilakukan kapan saja: di awal, tengah, atau akhir bulan, serta dapat mengikuti pola puasa sunnah seperti Senin Kamis, Ayyamul Bidh, atau puasa mutlak kapan saja.
Tidak ada ibadah khusus yang bernama “puasa Rajab”, maka niatnya pun sama seperti puasa sunnah lainnya, cukup dengan menghadirkannya dalam hati tanpa perlu dilafalkan. Niat tersebut adalah:
نَوَيْتُ صَوْمًا سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
“Aku berniat puasa sunnah karena Allah Ta‘ala.”
Jika seseorang berpuasa di Rajab bertepatan dengan puasa Senin Kamis atau Ayyamul Bidh, maka ia cukup meniatkan puasa sunnah tersebut tanpa harus menambahkan sesuatu yang mengkhususkan Rajab.
Baca juga : 4 Keutamaan Bulan Rajab, Salah Satu Bulan Suci dalam Islam
Sebagian orang mengira bahwa mempuasakan seluruh bulan Rajab adalah larangan atau bid’ah, padahal para ulama menjelaskan bahwa hukumnya mubah selama tidak diyakini sebagai ibadah khusus yang disyariatkan.
Ibn Hajar Al-‘Asqalani menjelaskan,
وَأَمَّا صَوْمُهُ كُلِّهِ فَلَمْ يَرِدْ فِيهِ نَهْيٌ
“Adapun berpuasa Rajab sebulan penuh, tidak ada larangan dalam hal itu.” (Tabyīn al-‘Ajab, hlm. 58).
Artinya, selama seseorang tidak meyakini adanya pahala spesifik yang tidak ditetapkan syariat, maka memperbanyak puasa di Rajab adalah amalan yang baik.
Keutamaan Berpuasa di Bulan Rajab
Dalam QS. At-Taubah: 36, Allah menyebut empat bulan haram sebagai waktu yang diagungkan. Salah satu dari empat bulan haram tersebut adalah bulan Rajab.
Para ulama seperti Ibn Rajab Al-Hanbali menegaskan bahwa amalan pada bulan-bulan haram memiliki keutamaan yang lebih besar. Beliau berkata,
الصِّيَامُ فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ لَهُ فَضْلٌ عَظِيمٌ
“Berpuasa di bulan-bulan haram memiliki keutamaan yang sangat besar.” (Laṭā’if al-Ma‘ārif, hlm. 121).
Karena itu, puasa Rajab menjadi bagian dari amalan mulia yang dapat memperkuat ruhani dan mempersiapkan diri menuju Ramadhan.
Para ulama salaf juga memandang Rajab sebagai momentum pembuka musim ibadah menuju Ramadhan. Ibn Rajab mengatakan,
رَجَبُ مِفْتَاحُ الشُّهُورِ العِبَادِيَّةِ
“Rajab adalah pintu pembuka bulan-bulan ibadah.” (Laṭā’if al-Ma‘ārif, hlm. 122).
Karena itu, dianjurkan memperbanyak amal lain seperti sedekah, istighfar, tilawah Al-Qur’an, serta menjaga sholat sunnah. Dengan demikian, puasa Rajab bukan hanya ibadah rutin, tetapi bentuk penghormatan terhadap waktu mulia yang Allah hadirkan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Ibadah lain yang bisa dilakukan saat bulan Rajab dan bulan-bulan lainnya yakni umroh bersama jejak imani. jejak imani adalah travel haji dan umroh sejak tahun 2012 dengan nama PT JEJAK IMANI BERKAH BERSAMA yang sudah berizin resmi sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dari Kemenag. Anda juga bisa menanyakanan dan konsultasi dengan tim jejak imani terkait kebutuhan selama ibadah umroh di Tanah Suci.
Wallahu’alam bishowab
Dilihat 18 kali


