Ingin dapat penawaran khusus untuk Anda? Konsultasi sekarang!

Sa'i dalam Umroh: Tata Cara, Syarat, Sunnah dan Doa

12 September 2025 ditinjau oleh Tim Khidmat jejak imani

article-thumbnail

Ibadah umroh terdiri dari beberapa rangkaian ritual yang tidak boleh ditinggalkan (rukun), salah satunya adalah sa’i. Bagi sebagian jamaah, sa’i mungkin terasa melelahkan karena harus berjalan bolak-balik dari bukit Safa ke bukit Marwah. Di balik itu tersimpan makna spiritual yang dalam. Sa’i menjadi pengingat perjuangan Hajar, istri Nabi Ibrahim, yang berlari mencari air untuk putranya yaitu Nabi Ismail. Dari kisah inilah, lahir mata air zam-zam yang sampai hari ini menjadi berkah bagi umat Islam.

Arti dan Hukum Sa’i

Secara bahasa, menurut para pakar bahasa sa’i berarti “berjalan cepat” atau “berusaha”. Dalam ibadah umroh, sa’i adalah berjalan menempuh jarak antara Safa dan Marwa sebanyak tujuh kali pada saat melaksanakan ibadah haji atau umrah yang dilaksanakan setelah pelaksanaan tawaf. Sa’i termasuk rukun umroh, sehingga jika ditinggalkan, maka ibadah umroh menjadi tidak sah.

Sa’i juga merupakan bagian dari Syiar agama Allah, sebagaimana firman-Nya:

اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِۚ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ اَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ اَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِمَاۗ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًاۙ فَاِنَّ اللّٰهَ شَاكِرٌ عَلِيْمٌ

“Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syiar (agama) Allah. Maka, siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sai antara keduanya. Siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri, lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 158).

Waktu Pelaksanaan Sa’i

Sa’i dilakukan setelah pelaksanaan tawaf umroh maupun haji. Jamaah memulainya dari bukit Safa dan mengakhirinya di bukit Marwah. Jika tawaf belum dilakukan, maka sa’i tidak boleh dikerjakan. Waktu pelaksanaannya cukup fleksibel, namun disarankan tidak menunda terlalu lama setelah tawaf.

Tata Cara Sa’i

Berikut tata cara Sa’i sebagaimana yang disepakati oleh para ulama .

  1. Memulai dari Bukit Shafa, menghadap Ka’bah sambil mengucapkan takbir dan doa.
  2. Berjalan menuju Marwah dengan langkah biasa.
  3. Dianjurkan berlari kecil (raml) atau mempercepat jalan (sa’yan syadidan) di area tiang hijau (Bathni al Masil) khusus laki-laki, sedangkan perempuan tetap berjalan biasa.
  4. Ketika tiba di Bukit Marwah, berhenti sejenak, menghadap kabah, lalu membaca doa dan dzikir.
  5. Mengulang perjalanan dari Marwah ke Safa hingga berjumlah tujuh kali, dengan hitungan ganjil berakhir di Marwah.

Syarat-Syarat Sa’i

Berikut adalah syarat-syarat dan kewajiban dalam sa’i yang dijelaskan oleh imam Nawawi dalam kitab Al-Idhah fii manasiki al hajji wa al umrah:

  1. Harus dilakukan setelah thawaf.
  2. Dilakukan tujuh kali dengan tertib (sesuai urutan)
  3. Dimulai dari Safa dan diakhiri di Marwah.
  4. Menyempurnakan jarak antara Safa dan Marwa sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Saw. Jarak yang sempurna adalah ketika seseorang betul-betul dipastikan menapakkan kakinya di kedua bukit.
  5. Dikerjakan di area sa’i yang sah (antara Safa dan Marwah).
  6. Tidak disyaratkan harus dalam keadaan suci, namun kesunnahan jika dapat melaksanannya dalam keadaan suci.

Sunnah-Sunnah Sa’i

  1. Dilakukan secara al-muwalah (terus menerus / berkesinambungan), jika hendak berhenti, maka berhenti tidak terlalu lama. Kecuali jika tiba waktu sholat fardhu, maka wajib baginya berhenti untuk melaksanakan sholat, lalu setelahnya langsung melanjutkan sa’i nya kembali dari tempatnya berhenti.
  2. Melakukan dalam keadaan berwudhu dan tertutup aurat secara sempurna
  3. Membaca dzikir dan doa saat di bukit Safa maupun Marwah
  4. Membaca dzikir dan doa sepanjang perjalanan / pelaksanaan Sa’i
  5. Berlari kecil atau mempercepat langkah di area lampu hijau bagi laki-laki. Adapun perempuan tidak disunnahkan untuk berlari kecil.
  6. Melakukan sa’i dengan berjalan kaki, terkecuali jika ada udzur.
  7. Menjaga kekhusyuan dalam sa’i dan tidak banyak berbicara sia-sia.

Dzikir dan Doa Saat Sa’i

Tidak ada doa khusus yang wajib dibaca saat sa’i. Jamaah bisa memperbanyak doa, dzikir, atau membaca Al-Qur’an. Beberapa doa dan dzikir yang sering dibaca antara lain:

  • Di Bukit Shafa dan Marwah


اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِۚ

“Sesungguhnya Safa dan Marwa merupakan bagian dari syiar (agama) Allah swt” (QS. Al-Baqarah: 158).

  • Dzikir ketika di atas Shafa dan Marwah:

الله أكبرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ اللهُ أَكْبَرُ عَلَى مَا هَدَانَا وَالْحَمْدُ لِله عَلَى مَا أَوْلَانَا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابِ وَحْدَهُ، لَا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

  • Selama perjalanan sa’i disunnahkan juga memperbanyak doa:

رَبِّ اغْفِرُ وارحم وتجاوَزْ عَمَّا تعلمْ إِنَّكَ أَنتَ الْأَعَزُّ الأَكْرَمُ، اللهم آتِنَا فِي الدُّنْيا حسنةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةٌ وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

  • Jamaah dapat membaca doa apapun untuk kebaikan dunia akhirat maupun membaca al-Quran.

Hikmah Spiritual Sa’i

Lebih dari sekadar ritual, sa’i mengajarkan tentang usaha dan tawakal. Hajar berlari dari Shafa ke Marwah bukan sekadar mencari air, tetapi simbol perjuangan seorang hamba yang tidak menyerah pada keadaan. Usaha maksimal tetap harus dilakukan, meski pertolongan Allah datang dengan cara yang tak terduga.

Semoga dari pembahasan ini, Sahabat dapat mengetahui tentang sa’i lebih detail pada ibadah di Tanah Suci. Harapannya dapat menjadi manfaat apabila sedang merencanakannya. Bagi yang berencana melaksanakan ibadah haji dan ingin waktu tunggu lebih singkat, Anda dapat mempercayakan perjalanan ibadah haji bersama jejak imani.

jejak imani adalah travel haji dan umroh sejak tahun 2012 dengan nama PT JEJAK IMANI BERKAH BERSAMA yang sudah berizin resmi sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dari Kemenag. Anda juga bisa menanyakanan dan konsultasi dengan tim jejak imani terkait kebutuhan selama ibadah umroh di Tanah Suci.

Semoga bermanfaat!

Dilihat 49 kali