Panduan Pakai Ihram Agar Niat Umrohmu Sah
21 November 2025 ditinjau oleh Tim Khidmat jejak imani

Ihram, pakaian yang dikenakan oleh setiap jamaah haji dan umroh. Ihram menjadi tahapan mendasar sebagai kunci pembuka menuju kesucian untuk memasuki fase sakral di Baitullah. Ibadah umroh dan haji menjadi sebuah perjalanan yang tak hanya penuh makna, tetapi juga menjadi ladang harapan untuk meraih ridho dan ampunan-Nya. Supaya perjalanan suci tersebut tak sia-sia, ada baiknya untuk mengetahui setiap ketentuan ihram.
Ihram jauh melampaui penggantian pakaian biasa dengan dua helai kain putih. Ia adalah penegasan niat suci yang secara resmi memulai seluruh rangkaian ibadah (manasik). Dengan Ihram, jamaah secara serentak menanggalkan hiruk pikuk duniawi, menghapus sekat status sosial, dan sepenuh hati berlabuh pada fokus ketaatan mutlak kepada Allah.
Pengertian Ihram
Ihram secara bahasa memiliki makna mengharamkan, yang diambil dari kata أحرم-يحرم. Ini selaras dengan maknanya dalam ibadah haji dan umroh, yaitu الدخول في الحرمة atau memasuki kondisi yang terlarang. Namun, definisi istilah syariat dari Ihram adalah نية الدخول في مناسك الحج أو العمرة yaitu niat untuk memasuki ibadah haji atau umroh. Niat ini secara otomatis mengharuskan pelakunya menjauhi semua larangan yang berlaku selama Ihram. Dengan mengucapkan niat tersebut, status seseorang berubah; ia secara resmi dianggap telah memulai pelaksanaan rukun haji atau umroh.
Untuk memulai Ihram dengan sempurna sebelum mencapai Miqat, seorang Muslim dianjurkan melakukan pembersihan diri total. Hal ini sejalan dengan prinsip mengagungkan syi'ar Allah, yang merupakan cerminan ketakwaan hati, sebagaimana difirmankan dalam Al-Qur'an Surat Al-Hajj : 32 : "Dan barangsiapa mengagungkan syi‘ar-syi‘ar Allah, maka sesungguhnya itu termasuk dari ketakwaan hati."
Baca juga : Rukun-Rukun Haji yang Wajib Jamaah Lakukan!
Langkah-langkah yang dianjurkan meliputi pemeliharaan kebersihan diri secara fitrah, yaitu memotong kuku, membersihkan rambut di bawah lengan dan area kemaluan, memotong kumis (khusus pria), mandi, dan menggunakan parfum. Disarankan juga untuk mengenakan busana Ihram sebelum Miqat jika perjalanan memungkinkan.
Berikut lebih detail beberapa ketentuan yang berkaitan dengan Ihram
Aturan Niat Ihram
Tahapan Ihram dimulai dengan penetapan niat di hati yang kemudian diikrarkan secara lisan, umumnya dengan mengucapkan :
لبيك اللهم عمرة
"Labbayk Allāhumma 'umroh"
Artinya : Ya Allah, aku sambut panggilan-Mu untuk umroh
Pelafalan niat ini harus berada di Miqat yang telah ditentukan. Ini berarti tidaklah sah niat Ihram seseorang jika diucapkan bukan di tempat Miqat.
Baca juga : Baca Niat Ihram Umroh Ini Supaya Umrohmu Sah!
Niat dan Syarat (Istisyraat) Ihram
- Pentingnya Syarat: Dianjurkan menambahkan persyaratan dalam niat jika jamaah mengantisipasi adanya halangan, seperti sakit atau keadaan darurat lain yang menghambat penyelesaian ibadah umrah.
- Lafadz Syarat: Persyaratan diucapkan: فإن حبسني حابس فمحلي حيث حبستني "Fa in ḥabasanī ḥābisun famahillī ḥaythu ḥabastanī" (Maka jika aku terhalang oleh suatu penghalang, tempat tahallulku adalah di mana Engkau menahanku). Syarat ini memberikan kelonggaran untuk tahallul (keluar dari Ihram) tanpa denda jika benar-benar terhalang.
Adab dan Sunnah-sunnah Ihram
Sebelum ber-ihram, jamaah dianjurkan mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah ﷺ sebagai persiapan spiritual dan fisik
1. Kesucian dan Pembersihan Diri
- Pembersihan Fitrah: Sunnah yang utama adalah membersihkan tubuh secara menyeluruh, mencakup memotong kuku, merapikan kumis (bagi pria), serta menghilangkan rambut di ketiak dan kemaluan.
- Mandi: Dianjurkan untuk mandi besar (al-ightisal) atau sekadar berwudhu. Kesunnahan mandi ini berlaku secara umum, bahkan bagi wanita dalam kondisi haid atau nifas, berdasarkan hadis dari Ibnu Abbas.
2. Menggunakan Wangi-wangian
- Parfum: Disunnahkan memakai wangi-wangian / parfum pada tubuh dan pakaian sebelum memulai niat Ihram.
- Bekas Wangi: Hal ini tetap disunnahkan meskipun aroma atau bekas wangi tersebut masih menempel setelah Ihram dimulai. Hal ini dikuatkan oleh kesaksian Aisyah radhiyallahu 'anha yang melihat bekas kilauan parfum di rambut Nabi ﷺ saat beliau sudah ber-Ihram.
Baca juga : Ihram Menggunakan Sabun & Shampo Wangi, Apakah Boleh?
3. Shalat Sunnah Ihram
- Pelaksanaan: Dianjurkan salat dua rakaat dengan niat sunnah Ihram setelah berpakaian dan membersihkan diri.
- Bacaan: Disunnahkan membaca surah Al-Kafirun di rakaat pertama dan Al-Ikhlas di rakaat kedua. Rasulullah ﷺ diriwayatkan pernah menunaikan shalat sebanyak dua rakaat tepat pada saat beliau mulai ber-Ihram di Dzul Hulaifah, seperti yang terdapat dalam Hadis riwayat Muslim..
4. Membaca Talbiyah
- Hukum: Talbiyah hukumnya sunnah menurut Imam Syafi'i dan Ahmad, dan wajib menurut Imam Hanafi dan Imam Malik. Pembacaan talbiyah dianjurkan dibaca tepat saat atau setelah memulai niat Ihram.
- Talbiyah menggunakan lafaz yang sahih yaitu: لبيكَ اللهمّ لبيك، لبيكَ لا شريك لكَ لبيك، إنّ الحمد والنعمة لك والملك، لا شَريك لك "Labbayk Allāhumma Labbayk, Labbayka lā sharīka laka Labbayk, Innal-ḥamda wan-ni'mata laka wal-mulk, lā sharīka lak."
- Pengucapan: Laki-laki disunnahkan mengeraskan suara, sementara wanita cukup dengan suara yang terdengar oleh diri sendiri.
- Dianjurkan memperbanyak Talbiyah, terutama saat berganti posisi (naik/turun kendaraan), berpindah ketinggian, bertemu rombongan lain, dan setelah menyelesaikan salat.
- Batas Akhir: Dalam ibadah umroh, talbiyah terus dibaca sejak awal Ihram hingga jamaah sampai ke Masjidil Haram dan memandang Ka’bah.
Baca juga : Apa Itu Talbiyah? Bacaan Sunnah Saat Haji dan Umroh
Aturan Pakaian Ihram
Pakaian ihram laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dari segi kain, aturan pakai hingga larangan pakainya. Supaya umroh sah, patuhi aturan pakaian ihram bagi laki-laki dan perempuan.
Pakaian Ihram Laki-laki
- Kewajiban: Pria wajib menanggalkan semua pakaian yang berjahit (al-makhīṭ). Para Ulama menyebutkan bahwa al-makhīṭ adalah semua pakaian yang membentuk lekuk tubuh.
- Pakaian: Mereka harus menggantinya dengan kain tidak berjahit berupa sarung (izār) untuk menutupi bagian bawah dan selendang (ridā') untuk bagian atas.
- Larangan: Pria dilarang menutupi kepalanya dengan benda apapun selama Ihram. Begitu juga dilarang menutupi kakinya dengan sepatu atau kaos kaki.
Panduan Pemakaian Kain Ihram Laki-laki
Pakaian Ihram untuk pria terdiri dari dua helai kain tak berjahit yaitu sarung (izār) untuk menutupi tubuh bagian bawah dan selendang (ridā') untuk bagian atas.
1. Cara mengenakan kain Ihram sesuai sunnah
- Dalam kondisi Ihram normal, di luar pelaksanaan Tawaf, Rasulullah ﷺ memberikan teladan bahwa selendang (ridā') harus dikenakan dengan sempurna, yakni menyelimuti kedua bahu secara keseluruhan dan membiarkan kedua ujung kainnya terurai di bagian dada.
2. Pengecualian Saat Tawaf Qudum (Iḍṭibāʿ)
- Saat melaksanakan Tawaf Qudum (Tawaf pertama di Mekah), sunnahnya adalah melakukan Iḍṭibāʿ.
- Iḍṭibāʿ dilakukan dengan meletakkan bagian tengah selendang di bawah ketiak kanan, lalu melempar ujung-ujungnya ke atas bahu kiri.
- Hal ini mengakibatkan bahu kanan menjadi terbuka, dan kondisi bahu terbuka ini hanya berlaku selama Tawaf tersebut dilaksanakan.
3. Batasan Membuka Bahu Kanan
- Berdasarkan tuntunan sunnah, bahu kanan tidak seharusnya dibiarkan terbuka saat tidak sedang melakukan Tawaf. Keadaan bahu kanan terbuka ini hanya diperbolehkan sebagai pengecualian saat ada keperluan yang mendesak, seperti makan, minum, atau menyelesaikan hajat.
Baca juga : Wajib Tahu, Hukum Pakai Celana Dalam Tanpa Jahitan Saat Ihram
Pakaian Ihram Wanita
- Wanita ber-Ihram menggunakan pakaian yang menutup aurat mereka seperti biasa (pakaian yang tidak mencolok).
- Larangan Spesifik: Meskipun mengenakan pakaian biasa, wanita dilarang keras menutupi wajah mereka dengan niqab (cadar) atau menggunakan sarung tangan (quffāzain) selama masa Ihram
Pakaian Ihram untuk pria terdiri dari dua helai kain tak berjahit yaitu sarung (izār) untuk menutupi tubuh bagian bawah dan selendang (ridā') untuk bagian atas.
Larangan-larangan Selama Ihram
Selain ketentuan khusus mengenai pakaian Ihram untuk pria dan wanita, terdapat serangkaian larangan umum yang harus ditaati oleh seluruh jamaah selama masa Ihram dari mulai niat hingga tahallul. Pelanggaran terhadap aturan ini akan dikenakan sanksi denda berupa Fidyah atau Dam, sementara jenis pelanggaran yang paling berat berisiko membatalkan keabsahan pelaksanaan ibadah. Berikut larangan umum selama dalam keadaan Ihram :
1. Menghilangkan Rambut
Jamaah dilarang mencukur, mencabut, atau menghilangkan rambut di bagian tubuh mana pun secara sengaja. Jika dilakukan karena alasan darurat atau gangguan kesehatan, tindakan tersebut boleh dilakukan, tetapi pelakunya tetap diwajibkan membayar Fidyah.
2. Memotong Kuku
Dilarang memotong kuku, baik kuku tangan maupun kaki. Pengecualian hanya berlaku jika kuku patah hingga menimbulkan rasa sakit, yang mana bagian yang mengganggu itu boleh dipotong tanpa dikenakan Fidyah.
3. Menggunakan Wangi-wangian
Dilarang menggunakan parfum, wewangian, atau zat beraroma wangi pada pakaian maupun badan setelah mengucapkan niat Ihram.
4. Akad Nikah
Dilarang keras melaksanakan pernikahan, bertindak sebagai wali nikah, atau melakukan proses peminangan selama berada dalam kondisi Ihram.
5. Sentuhan Syahwat
Dilarang melakukan segala bentuk pendahuluan hubungan seksual yang disertai syahwat (rafats), termasuk ciuman atau sentuhan mesra.
6. Hubungan Intim (Jimā')
Larangan ini merupakan pelanggaran paling fatal. Melakukannya akan membatalkan keabsahan haji atau umroh dan mewajibkan pembayaran Fidyah yang berat.
7. Memburu Hewan Darat
Dilarang berburu, membunuh, atau membantu perburuan hewan darat yang halal dimakan.
Sebagai penutup, penting untuk diingat bahwa dengan menguasai setiap aspek tata cara Ihram mulai dari bersuci, mengenakan izār dan ridā' dengan tepat, hingga menjauhi semua larangan Ihram kita sesungguhnya telah membuka jalan menuju kesempurnaan umroh.
Ihram itu lebih dari sekadar pakaian; ia adalah wujud manifestasi ketakwaan hati dan kondisi suci yang disyariatkan Allah. Kedisiplinan kita dalam fase ini melambangkan pelepasan total dari urusan duniawi dan pemusatan ketaatan pada panggilan Ilahi.
Semoga Allah ﷻ mengundang kita untuk menjadi salah satu tamu-Nya di Baitullah dan senantiasa menerima setiap amal dari niat hingga Tahallul, menjadikan umroh kita sah, mabrur dan penuh keberkahan.
Bagi yang ingin melakukan perjalanan ibadah ke Tanah Suci, Anda dapat mempercayakan perjalanan ibadah haji dan umroh bersama jejak imani.
jejak imani adalah travel haji dan umroh yang sudah berizin resmi sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dari Kemenag. Anda juga bisa menanyakanan dan konsultasi dengan tim terkait kebutuhan selama ibadah umroh di Tanah Suci.
Wallahu a’lam.
Dilihat 40 kali


