7 Fakta Kubah Hijau Masjid Nabawi, Apa Arti di Baliknya?
21 November 2025 ditinjau oleh Tim Khidmat jejak imani

Kubah hijau Masjid Nabawi bukan sekedar bangunan ikonik yang mencuri perhatian para peziarah. Lebih dari itu, ia sudah menjadi simbol kerinduan umat Islam kepada Rasulullah.
Namun tahukah Anda, di balik keindahan kubah hijau Masjid Nabawi tersimpan sejarah panjang dan makna yang begitu mendalam? Bukan hanya warnanya yang berganti-ganti, ada banyak fakta menarik di balik sejarah pembangunan kubah hijau Masjid Nabawi.
Penasaran dengan fakta-fakta lainnya? Mari kita selami bersama fakta-fakta menarik di balik sejarah kubah hijau Masjid Nabawi berikut ini!
Masjid Nabawi adalah masjid suci kedua umat Islam yang terdapat di kota Madinah Al-Munawwarah. Masjid ini memiliki keunikan tersendiri karena memadukan keindahan arsitektur Islam klasik dan teknologi modern hari ini.
Salah satu bangunan paling ikonik di area itu ialah Al-Qubbatul Khadhra atau kubah hijau, berikut tujuh fakta menarik seputar kubah hijau Masjid Nabawi:
1. Bagian Dalam Kubah Hijau Masjid Nabawi
Kubah hijau Masjid Nabawi berada tepat di atas Hujrah Syarifah (bilik mulia) atau tempat dimakamkannya jasad mulia Nabi Muhammad dan kedua sahabatnya, Abu Bakr RA dan Umar bin Khattab RA.
Hal menarik yang jarang orang tahu adalah terdapat dua kubah di atas makam Rasulullah ﷺ. Kubah hijau yang nampak dari luar dan kubah lebih kecil yang berada di bawah kubah hijau. Kubah ini dibangun pada tahun 881 H, sebagai pengganti dari atap kamar Rasulullah ﷺ.
Baca juga : Makam Nabi Muhammad di Madinah, Dimana Lokasinya?
2. Pembangunan Ulang Kubah Hijau Masjid Nabawi
Kubah masjid Nabawi pertama kali didirikan pada tahun 678 H. Menurut keterangan Dr. Faiz Ali Al-Faiz, seorang peneliti di Badan Pengurus Masjid Nabawi, dahulu kala sebelum dibangunnya kubah, terdapat pagar bata setinggi 0,9 m di atap Masjid Nabawi yang mengelilingi kamar Nabi ﷺ. Pagar ini ditujukan sebagai bentuk penghormatan agar orang yang naik ke atap masjid tidak melintas tepat di atas makam Nabi ﷺ.
Pada tahun 654 H terjadi kebakaran besar yang melanda Masjid Nabawi sehingga membutuhkan perbaikan yang intensif. Pada tahun 678 H, Sultan Qalawun As-Shalihi mengirim para pekerja dari Mesir untuk melakukan renovasi Masjid Nabawi, termasuk membangun kubah pertama di atas kamar Nabi ﷺ. Pada mulanya, kubah ini terbuat dari kayu, dibangun tepat di atas pilar-pilar yang mengelilingi kamar Nabi ﷺ, berbentuk segi empat di bagian bawah dan segi delapan di bagian atasnya. Di sekitar area kubah juga dipasang lapisan timah agar air tidak meresap masuk ke kamar Nabi ﷺ.
Kondisi ini terus bertahan, hingga pada tahun 881 H, Sultan Asyraf Qaitbay melakukan pemugaran pada area kamar Nabi ﷺ. Pada bagian atap Sultan menggantinya dengan kubah setinggi sembilan meter yang terbuat dari kayu.
Di tahun 886 H terjadi kebakaran kedua yang melanda Masjid Nabawi, sehingga di tahun 888 H Sultan Qaitbay melakukan renovasi sekaligus pembangunan kubah besar (yang sekarang menjadi kubah hijau). Tinggi kubah ini mencapai 28 m, terbuat dari batu bata yang ditopang pilar-pilar besar di sisi kanan dan kiri kamar Nabi ﷺ. Namun beberapa waktu kemudian, muncul retakan sehingga pada tahun 892 H kubah dibangun ulang.
Pada mulanya kubah besar ini berwarna putih dan berlapis timah. Namun, karena retakan kembali muncul, maka pada tahun 1233 H, Sultan Mahmud Abdul Hamid Khan membangun ulang kubah itu. Barulah di tahun 1253 H Sultan Mahmud mengubah warna kubah yang sebelumnya berwarna biru menjadi hijau, sehingga sejak hari itu dikenal sebagai kubah hijau Masjid Nabawi.
Baca juga : Pintu Masjid Nabawi, Ingat Kode Nomor & Warnanya!
3. Orang Terakhir yang Pernah Melihat Makam Rasulullah ﷺ
Setelah seluruh istri baginda Nabi ﷺ meninggal dunia, pada tahun 88 H, Umar bin Abdul Aziz selaku gubernur Madinah kala itu, menutup rapat kamar Nabi ﷺ dengan tembok permanen. Namun setelah berabad-abad kemudian, tembok tersebut nampak miring sehingga dilakukan pembongkaran di tahun 878 H. Imam As-Samhudi dalam kitabnya Wafa Al-Wafa menceritakan pengalamannya turut serta dalam proses renovasi tersebut. Beliau adalah orang terakhir yang melihat makam Nabi ﷺ dan kedua sahabatnya secara langsung sebelum kembali ditutup secara permanen hingga hari ini.
Baca juga : Mengenal Raudhah min Riyadhil Jannah, Tempat Istimewa di Masjid Nabawi
4. Arti di Balik Pemilihan Warna Kubah Hijau Masjid Nabawi
Sebelum dikenal luas sebagai kubah hijau Masjid Nabawi, disebutkan dalam kita Nuzhat An-Nazhirin bahwa dahulu kubah ini dijuluki dengan beragam sebutan. Mulai dari Al-Qubbatul Baydha (kubah putih), Al-Qubbatuz Zarqa (kubah biru), dan Al-Qubbatul Fayha (kubah luas). Tidak diketahui alasan spesifik dari pemilihan warna-warna ini termasuk kubah hijau Masjid Nabawi. Namun yang masyhur di masyarakat, karena warna hijau adalah warna pakaian dan dipan-dipan penghuni surga. Selain itu, warna hijau juga simbol ketenangan jiwa, harapan, kebaikan dan kedamaian.
5. Rumor Gundukan “Jenazah” di Kubah Hijau
Masyarakat sempat dihebohkan dengan narasi menyesatkan yang menyebut gundukan di kubah hijau Masjid Nabawi sebagai jenazah yang diazab karena hendak mencuri jasad Nabi ﷺ. Padahal gundukan itu adalah celah yang berada tepat di atas makam Rasulullah ﷺ. Dahulu, para pelayan Masjid Nabawi selalu membuka jendela tersebut apabila didirikan Sholat Istisqa. Ibnu Hajar Al-Asqalani menuturkan, bahwa pernah terjadi paceklik di Kota Madinah, sehingga orang-orang datang ke Ibunda Aisyah RA, maka beliau meminta agar kamar Nabi Muhammad ﷺ dibuat celah yang menghadap langit, maka turunlah hujan yang sangat deras.
6. Pembangunan Kubah Masjid Nabawi di Era Saudi
Pada era Dinasti Utsmani, banyak dibangun kubah-kubah kecil di atap bangunan lama Masjid Nabawi. Pada masa Kerajaan Arab Saudi, lapisan timah kubah-kubah ini diperbarui, dibuatkan saluran khusus air hujan, serta pengecatan ulang kubah hijau Masjid Nabawi yang dilakukan secara berkala. Arab Saudi juga telah membangun 27 kubah bergerak yang bobotnya masing-masing mencapai 80 ton. Kubah-kubah ini dapat membuka dan menutup hanya dalam waktu satu menit saja. Untuk menjaga sirkulasi udara tetap baik, kubah-kubah tersebut dibuka tiga kali sehari - setelah shalat Subuh, Dzuhur dan Isya.
Baca juga : Keutamaan Sholat di 3 Masjid Besar (Nabawi, Haram & Quba’)
7. Lokasi Kubah Hijau Masjid Nabawi
Para peziarah dapat mengunjungi kubah hijau Masjid Nabawi yang terletak di sisi tenggara masjid. Lokasinya berada di lurusan gerbang As-Salam nomor 315 dan sejajar gerbang 369 dari arah depan. Selain membaca salam dan shalawat, banyak para peziarah yang mengabadikan momen dengan berfoto di dekat kubah hijau Masjid Nabawi.
Anda dapat berkunjung ke Masjid Nabawi sehabis ibadah haji dan umroh. Ada baiknya jika mampu secara finansial dan fisik dibarengi dengan ikhtiar mencari paket haji dan umroh yang sesuai, seperti paket haji atau umroh di jejak imani.
Tunggu apalagi? Yuk segera konsultasikan kebutuhan ibadah Anda bersama tim jejak imani dengan klik tombol konsultasi gratis di bawah ini.
Wallahua’lam bishawab
Dilihat 74 kali


