Ingin dapat penawaran khusus untuk Anda? Konsultasi sekarang!

Doa Saat Umroh di Multazam, Solusi Doa Cepat Diijabah

16 November 2025 ditinjau oleh Tim Khidmat jejak imani

article-thumbnail

Multazam merupakan bagian penting yang berada di Ka’bah. Sebagaimana masyhur diketahui kaum muslimin, bahwa Ka’bah adalah tujuan utama setiap orang untuk datang, bersimpuh dan mengadu serta berdoa meminta hajat-hajat duniawi maupun ukhrawi karena diyakini akan terijabahnya doa di depan Ka’bah. Namun, tidak semua bagian Ka’bah itu tempat mustajab untuk berdoa. Ada bagian Ka’bah tertentu yang berdiameter kecil dan terkadang dilupakan oleh sebagian orang untuk berdoa di sana. Bagian tersebut adalah Multazam.

Apa itu Multazam?

Nama Multazam berasal dari kata dasar Arab التزم - يلتزم yang berarti berpegang teguh atau menempelkan diri, menunjukkan bahwa tempat itu adalah area yang dituju untuk iltizam. Iltizam sendiri merupakan praktik di mana seorang hamba merapatkan seluruh bagian tubuhnya (dada, wajah dan tangan) ke dinding Ka'bah sebagai ekspresi fisik dari kehambaan serta permohonan kepada Allah, Sang Pencipta.

Adapun Multazam yang dimaksud adalah bagian dari Ka'bah yang mulia yang terletak di antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah.

Keutamaan Berdoa di Multazam

Multazam dikenal sebagai tempat mustajab untuk berdoa. Mengenai keutamaan berdoa di Multazam ini terdapat beberapa perkataan yang diriwayatkan dari Salafus Shalih, generasi terbaik umat Islam, di antaranya :

  • Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhu dahulu menempelkan diri di antara pintu Ka'bah dan Rukun Hajar Aswad, dan beliau berkata,

“Tempat di antara Rukun (Hajar Aswad) dan Pintu (Ka’bah) dinamakan Multazam. Tidaklah seseorang menempelkan diri di antara keduanya dan memohon kepada Allah 'Azza wa Jalla sesuatu pun, melainkan Allah akan memberinya.” (HR. Baihaqi)

  • Ibnu Al-Qayyim rahimahullah berkata,

“Dan Al-Baihaqi meriwayatkan dari hadits 'Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, dia berkata: Aku melihat Rasulullah ﷺ menempelkan wajahnya dan dadanya pada Al-Multazam.” (Tahdzib sunan Abi Dawud hal. 380)

  • Dinukil dari Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah bahwa beliau berkata:

“Tidak ada di muka bumi satu negeri pun yang doanya dikabulkan di lima belas tempat kecuali Makkah… Kemudian beliau menyebutkan di antara tempat-tempat tersebut adalah berdoa di Multazam, lalu beliau berkata: ...dan doa di Al-Multazam adalah mustajab (dikabulkan).” (Fadhail Makkah hal. 24)

Kemudian terdapat sejumlah hadis Nabi yang menjelaskan bahwa Nabi ﷺ dahulu berdiri di Multazam dan meletakkan kedua lengan, kedua telapak tangan, dada dan wajah beliau di atasnya. Akan tetapi, hadis-hadis ini tidak luput dari kelemahan (sanad/rantai perawi). Meskipun demikian, sebagian ulama berkata: “Hadis-hadis yang kami sebutkan, meskipun tidak ada satu pun hadis yang luput dari pembahasan (kelemahan), namun hadis-hadis tersebut menjadi sah (kuat) dengan keseluruhan hadis yang saling menguatkan.”

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Para ulama sepakat adanya toleransi terhadap hadis-hadis yang lemah (dha’if) dalam hal keutamaan amal perbuatan dan yang semisalnya, yang bukan termasuk dari hukum-hukum (syariat utama).”

Kapan Waktu Terbaik untuk Berdoa di Multazam?

Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan Fuqaha mengenai kesunnahan iltizam (menempelkan diri) bagi orang yang melakukan tawaf di Multazam. Berdoa saat pelaksanaan haji dan umroh sangat dianjurkan dan tidak ada kekhususan waktu. Siapa pun dapat berdoa di mana pun dan kapan pun. Begitu pun dengan berdoa di Multazam, tidak ada waktu khusus. Setiap jamaah dapat berdoa di Multazam kapanpun waktunya. Namun, Mazhab Hanafi dan Syafi'i berpendapat tentang kesunnahan berdoa dan iltizam di Multazam pada saat tawaf wada' (tawaf perpisahan).

Tata Cara Berdoa di Multazam

Sebagaimana disampaikan pada pembahasan di atas, bahwa tata cara berdoa di Multazam sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ adalah dengan menempelkan anggota badan kita seperti wajah, tangan dan dada di dinding Multazam kemudian berdoa dengan doa yang diinginkan untuk kebaikan dunia dan akhirat. Jangan lupa agar menghadirkan hati saat berdoa karena Allah tidak menerima doa dari hati yang lalai.

Doa Khusus di Multazam

Tidak ada satupun dalil yang shahih mengenai doa khusus di Multazam dari Nabi ﷺ. Artinya, setiap jamaah dapat berdoa dengan doa apapun sesuai yang dikehendaki. Namun begitu, para Sahabat ridwanullahi 'alaihim juga dahulu berdoa di Multazam, dan terdapat doa masyhur yang bersumber dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhu, di mana beliau berdoa di Multazam dengan doa berikut :

اللَّهُمَّ إنِّي عَبْدُك وَابْنُ عَبْدِك وَابْنُ أَمَتِك، حَمَلْتنِي عَلَى مَا سَخَّرْت لِي مِنْ خَلْقِك، وَسَيَّرْتنِي فِي بِلَادِك حَتَّى بَلَّغْتنِي بِنِعْمَتِك إلَى بَيْتِك، وَأَعَنْتنِي عَلَى أَدَاءِ نُسُكِي، فَإِنْ كُنْت رَضِيت عَنِّي فَازْدَدْ عَنِّي رِضَا، وَإِلَّا فَمِنْ الْآنَ فَارْضَ عَنِّي قَبْلَ أَنْ تَنْأَى عَنْ بَيْتِك دَارِي، فَهَذَا أَوَانُ انْصِرَافِي إنْ أَذِنْت لِي غَيْرَ مُسْتَبْدِلٍ بِك وَلَا بِبَيْتِك وَلَا رَاغِبٍ عَنْك وَلَا عَنْ بَيْتِك".

"اللَّهُمَّ فَأَصْحِبْنِي الْعَافِيَةَ فِي بَدَنِي، وَالصِّحَّةَ فِي جِسْمِي، وَالْعِصْمَةَ فِي دِينِي، وَأَحْسِنْ مُنْقَلَبِي، وَارْزُقْنِي طَاعَتَك مَا أَبْقَيْتنِي، وَاجْمَعْ لِي بَيْنَ خَيْرَيْ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، إنَّك عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

"Allaahumma innii 'abduka wabnu 'abdika wabnu amatik, hamaltanii 'alaa maa sakhkharta lii min kholqik, wa sayyartanii fii bilaadika hatta ballaghtanii bini'matika ilaa baytik, wa a'antanii 'alaa adaa'i nusukii, fa-in kunta radhiita 'annii fa-zdad 'annii ridhoo, wa illaa fa-minal aana fardho 'annii qobla an tan'aa 'an baytika daarii, fahaadzaa awaann-i insiroofii in adzinta lii ghoiro mustabdilin bika wa laa bibaytik, wa laa rooghibin 'anka wa laa 'an baytik."

"Allaahumma fa-ash-hibnil 'aafiyata fii badanhii, wash-shihhata fii jismhii, wal 'ishmata fii diinhii, wa ahsin munqolabii, warzuqnii thoo'ataka maa abqoytanii, wajma' lii bayna khoiroid-dunyaa wal aakhiroh, innaka 'alaa kulli syai'in qodiir."

"Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu (laki-laki), dan anak dari hamba-Mu (perempuan). Engkau telah menanggung ku di atas apa yang Engkau tundukkan bagiku dari makhluk-Mu, dan Engkau telah menjalankan aku di negeri-negeri-Mu sehingga Engkau menyampaikan aku, dengan nikmat-Mu, ke rumah-Mu (Ka'bah). Dan Engkau telah menolongku untuk melaksanakan ibadahku (manasik haji/umroh). Maka, jika Engkau telah meridhoi diriku, tambahkanlah keridhaan-Mu atasku. Dan jika belum, maka dari sekarang, ridhailah diriku sebelum rumahku jauh dari rumah-Mu. Maka, ini adalah saat aku beranjak pulang jika Engkau mengizinkan diriku, dalam keadaan tidak mengganti-Mu dan tidak pula rumah-Mu, serta tidak berpaling dari-Mu dan tidak pula dari rumah-Mu."

Ya Allah, maka sertailah aku dengan kesehatan (keselamatan) pada badanku, dan kesegaran pada tubuhku, dan penjagaan (kekuatan) dalam agamaku, dan perbaikilah tempat kembaliku. Dan berilah aku rezeki untuk senantiasa taat kepada-Mu selama Engkau membiarkan aku hidup, dan kumpulkanlah bagiku antara dua kebaikan, yaitu dunia dan akhirat. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Majmu’ al-Fatawa jilid 26 hal. 142-143)

Jika kita ingin berdoa di Multazam seperti doanya sahabat yang mulia, Abdullah bin Abbas tentu sangat dianjurkan. Kalaupun tidak, maka kita dapat berdoa sesuai keinginan dan hajat kita masing-masing dan dengan bahasa kita masing-masing tanpa harus berbahasa Arab.

Tips Supaya Dapat Berdoa di Multazam

Kondisi area utama Ka’bah senantiasa penuh dan sesak dengan jamaah yang tawaf. Sehingga menjadikan kita merasa enggan dan kesusahan untuk mendekati Multazam dan berdoa di sana. Berikut beberapa tips yang mungkin bisa menjadi acuan dan referensi saat kita ingin berdoa di Multazam :

  1. Berniat karena Allah dan husnudzan kepada Allah, yakin akan mampu berdoa di Multazam dengan pertolongan Allah.
  2. Mencari waktu yang tepat. Biasanya waktu area Ka’bah lebih luang dan tidak terlalu padat itu di waktu dhuha sekitar jam 07.00 sampai jam 10.00 WAS. Pada waktu-waktu tersebut kebanyakan jamaah kembali ke hotel untuk sarapan atau melakukan kegiatan seperti city tour Makkah atau sekedar beristirahat di hotel.
  3. Tidak mendzolimi orang lain. Menuju Multazam dengan niat mulia ingin berdoa dan mengadukan isi hati kepada Allah, maka tidak sepatutnya niat baik tersebut dikotori dengan perbuatan zalim seperti berdesak-desakan dan dengan sengaja mendorong orang lain, menyakiti atau memukul, berdebat dan marah-marah kepada orang lain.

Demikian ulasan artikel ini dituangkan. Sebagai penutup, Multazam adalah tempat mustajab untuk berdoa, maka sangat disayangkan jika dilewatkan ketika Anda beribadah umroh dan haji. Namun, perhatikan juga kondisi jamaah yang lain. Jangan sampai menyakiti, melukai atau menzalimi orang lain saat kita hendak menuju Multazam.

Anda bisa berdoa di Multazam saat berkunjung ke Makkah untuk ibadah haji dan umroh bersama jejak imani. Para ustadz mumpuni akan full membimbing jamaah sesuai syariat mulai dari manasik di Indonesia hingga prosesi ibadah di Tanah Suci.

Semoga Allah mudahkan ikhtiar kita untuk menjadi tamu-Nya di Baitullah.

Wallahu a’lam.

Dilihat 84 kali