Tidak Itikaf Karena Kerja? Lakukan Amalan Ini 'Tuk Raih Lailatul Qadar
06 April 2024 ditinjau oleh Tim Khidmat jejak imani

Setiap hari sepanjang tahun kita mungkin disibukkan dengan rutinitas pekerjaan. Bahkan sampai di bulan Ramadhan yang mulia sekalipun atau bahkan mungkin sampai di sepuluh malam terakhir Ramadhan yang di dalamnya terdapat malam Lailatul Qadar, malam yang lebih mulia dari seribu bulan.
Idealnya di sepuluh hari dan malam terakhir bulan Ramadhan memang seorang mukmin fokus mengisi harinya dengan beri’tikaf dan beribadah untuk mendapat malam Lailatul Qadar sebagaimana yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya. Setelah hampir setahun penuh waktu yang diberikan Allah kita disibukkan dengan urusan-urusan dunia didalamnya, maka sepuluh hari terakhir ini adalah anugrah dan kesempatan emas yang diberikan oleh Allah untuk kita untuk menebus hari-hari yang telah lalu yang telah lalaikan.
Namun agaknya tidak semuanya bisa meninggalkan pekerjaannya dan fokus beribadah di 10 hari terakhir ini sebagaimana yang dilakukan Rasulullah ﷺ dan para sahabat. Namun perlu diketahui pula ibadah itu tidak hanya sebatas shalat, dzikir, baca Al-Qur’an atau semacamnya, bahkan sebenarnya rutinitas pekerjaan kita dalam mencari nafkah dan ikhtiar menjemput rezeki Allah pun bisa bernilai ibadah kalau niatnya benar. Hal ini pernah disampaikan langsung oleh Rasulullah kepada para sahabat dalam sebuah hadits
مر على النبيِّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ
رجلٌ فرأى أصحابُ النبيِّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ
من جلَدِه ونشاطِه فقالوا: يا رسولَ اللهِ لو كان
هذا في سبيلِ اللهِ؟!
: فقال رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ
إنْ كان خرج يسعى على ولدِه صغارًا
فهو في سبيلِ اللهِ وإن كان
خرج يسعى على أبوين شيخين كبيرين
فهو في سبيلِ اللهِ وإنْ كان
خرج يسعى على نفسِه يعفُّها
فهو في سبيلِ اللهِ وإنْ كان
خرج يسعى رياءً ومفاخرةً
فهو في سبيلِ الشيطانِ.
“Seorang lelaki lewat di hadapan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, lantas para sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam melihat kekuatannya dan rajinnya ia. Mereka berkata, "Wahai Rasulullah! Andai kekuatannya itu di jadikan untuk berjihad di jalan Allah” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun bersabda, “Jika dia keluar bekerja untuk anaknya yang masih kecil, maka dia di jalan Allah. Jika dia keluar bekerja untuk kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka dia di jalan Allah. Jika dia berusaha untuk mencukupi dirinya sendiri, maka dia di jalan Allah. Dan jika dia keluar karena riya dan sombong, maka dia di jalan setan.”
Baca Juga : Sedang Haid, Bagaimana Meraih Lailatul Qadar?
Maka jika seorang di malam Lailatul Qadar sedang bekerja mencari nafkah dengan niat yang baik dan diridhoi Allah maka pekerjaannya itu dihitung sebagai ibadah yang mulia yaitu seperti orang yang berjuang di jalan Allah. Sebaliknya kalau dia bekerja tujuan dan niatnya hanya untuk menumpuk-numpuk harta saja dan menyombongkannya dihadapan orang lain maka telah masuk dalam jalannya setan dan Allah murka padanya.
Sebenarnya dalam keadaan bekerja kesempatan mendapat malam lailatul qadr pun masih terbuka. Di malam-malam seorang sedang bekerja ia bisa sambil membaca Al Qur’an, mendawamkan dzikir-dzikir dan shalawat atau jika memungkinkan disela-sela waktu kerjanya bisa diisi dengan shalat-shalat sunnah. Atau yang lebih utama jika memungkinkan ia bisa mengambil cuti diantara hari-hari terakhir Ramadhan untuk benar-benar memaksimalkan nya untuk beribadah.
Selain amalan sunnah pada 10 hari terakhir Ramadhan, sahabat juga dapat melaksanakan ibadah umroh dan haji di jejak imani. Jadi tunggu apalagi segera tanya dulu, konsultasi gratis dengan tim jejak imani.
Wallahuta'ala a'lam.
Dilihat 538 kali