Sehari Tur Gua Hira: Napaki Tempat Wahyu Pertama Rasulullah
14 October 2025 ditinjau oleh Tim Khidmat jejak imani

Di antara bukit-bukit batu yang menjulang di utara Makkah, ada satu tempat sunyi yang menyimpan kisah paling agung dalam sejarah manusia, bernama Gua Hira. Lebih dari 1400 tahun lalu, wahyu pertama turun di Gua Hira dan mengubah arah peradaban selamanya. Tempat yang tampak kecil dan sepi ini sesungguhnya menjadi saksi pertemuan langit dan bumi. Saat itulah firman Allah pertama kali disampaikan kepada manusia pilihan-Nya, Nabi Muhammad ﷺ.
Apa Itu Gua Hira?
Gua Hira (غَارُ حِرَاء) adalah sebuah gua kecil yang terletak di Jabal Nur (Gunung Cahaya), sekitar 3 mil atau 5 kilometer dari Masjidil Haram, Makkah. Panjang gua ini hanya sekitar 3,7 meter dan lebarnya 1,6 meter yang cukup untuk menampung satu atau dua orang duduk bersimpuh dalam keheningan.
Sejak muda, Rasulullah ﷺ sering ber-tahannuts di gua ini, berdiam diri, menjauh dari hiruk pikuk jahiliyyah, merenungi ciptaan Allah dan kebesaran-Nya. Imam Syamsyuddin as-Safīrīy (w 956 H) menulis dalam syarah Shahih Bukharinya:
كان يخلو بغار حراء الليالي ذوات العدد يتزود لذلك
“Beliau sering mengasingkan diri di Gua Hira beberapa malam lamanya, dengan membawa bekal secukupnya.”
Peristiwa di Gua Hira
Pada usia 40 tahun, di bulan Ramadan, datanglah malaikat Jibril membawa wahyu pertama. Dalam sunyi malam, Jibril memeluk Nabi ﷺ sambil berkata:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.” (QS. Al-‘Alaq: 1)
Detik itu, cahaya kenabian menyinari dunia. Rasulullah ﷺ pulang dalam keadaan gemetar dan berkata kepada Khadijah:
زَمِّلُونِي زَمِّلُونِي
“Selimuti aku, selimuti aku.”
Peristiwa ini menjadi awal turunnya Al-Qur’an, ulama mengatakan, wahyu pertama itu adalah tanda kebangkitan ilmu dan iman yang murni. Imam Al-Qurtubi berkata:
"ابتدأ الله بالعلم لأن به تُعرف عبادته"
“Allah memulai (wahyu) dengan perintah membaca, karena dengan ilmu manusia mengenal ibadah kepada-Nya.”
Lokasi dan Akses Menuju Gua Hira
Gua Hira terletak di puncak Jabal Nur, dengan ketinggian sekitar 642 meter di atas permukaan laut. Untuk mencapai puncaknya, pengunjung harus mendaki lebih dari 1200 anak tangga. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 45 menit hingga 1 jam, tergantung kondisi fisik.
Meski jalan menuju Gua Hira curam dan berbatu, banyak jamaah haji dan umroh tetap mendakinya, terutama di pagi hari sebelum matahari meninggi. Di sepanjang jalan, terpampang pemandangan Makkah yang menakjubkan, seolah setiap langkah mengingatkan kita pada perjuangan Rasulullah ﷺ mencari ketenangan hati sebelum risalah agung diturunkan.
Tur ke Gua Hira bukan hanya wisata sejarah namun menjadi sebuah perjalanan ruhani, mengenang awal turunnya cahaya petunjuk. Dalam sunyi gua itu, kita diingatkan bahwa wahyu turun bukan di istana, tapi di tempat sunyi dan sederhana, mengajarkan kita bahwa kemuliaan lahir dari keheningan yang berisi dzikir.
"ومن يعظم شعائر الله فإنها من تقوى القلوب"
“Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu berasal dari ketakwaan hati.” (QS. Al-Hajj: 32)
Bagi yang ingin melihat Gua Hira secara langsung, Anda dapat berkunjung selepas rangkaian ibadah haji dan umroh selesai. Ada baiknya jika mampu secara finansial dan fisik dibarengi dengan ikhtiar mencari travel haji dan umroh yang resmi dan terpercaya jejak imani.
Tunggu apalagi? Yuk segera konsultasikan kebutuhan ibadah Anda bersama tim jejak imani dengan klik tombol konsultasi gratis di bawah ini.
Wallahua’lam bishawab
Dilihat 71 kali