Ingin dapat penawaran khusus untuk Anda? Konsultasi sekarang!

Jabal Rumaah, Bukit yang Mengubah Jalannya Perang Uhud

16 July 2025 ditinjau oleh Tim Khidmat jejak imani

article-thumbnail

Tempat-tempat di Kota Madinah tak hanya Masjid Nabawi yang menyimpan kisah suci. Kota ini dipenuhi oleh jejak-jejak sejarah yang menghidupkan kembali masa-masa perjuangan Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya. Setiap sudutnya seperti berbicara, seolah mengajak kita menelusuri kembali langkah-langkah suci yang pernah mengubah wajah dunia. Salah satu tempat yang paling sarat makna itu adalah Jabal Rumaah / جبل الرماة, sebuah bukit yang menjadi tempat para pemanah ditempatkan saat perang Uhud oleh Rasulullah.

Bukit Pemanah dalam Perang Uhud

Terletak tidak jauh dari Gunung Uhud yang megah, bukit kecil ini menyimpan kisah besar dari Perang Uhud, salah satu pertempuran paling bersejarah dalam Islam. Nama bukit ini berasal dari peristiwa penting yang terjadi pada tahun ketiga Hijriyah, ketika Rasulullah ﷺ menunjuk tempat ini sebagai posisi strategis untuk para pemanah. Dalam bahasa Arab, bukit ini juga dikenal sebagai Jabal ‘Ainain.

Kala itu, pasukan Quraisy bersama sekutunya datang ke Madinah dengan satu tujuan: membalas kekalahan mereka dalam Perang Badar, yang berlangsung satu tahun sebelumnya. Mereka ingin menghancurkan kaum Muslimin. Rasulullah ﷺ pun mengatur barisan pasukan Islam dan menempatkan lima puluh orang pemanah di atas Bukit ‘Ainain. Beliau berpesan kepada mereka, dengan perintah yang sangat jelas:

"Tetaplah di tempat kalian. Jangan turun, baik kami menang maupun kalah, sampai aku mengizinkan."

Pertempuran pun berkobar. Pasukan Islam awalnya berhasil menguasai medan. Musuh mundur, sebagian lari terbirit-birit. Kemenangan tampak di depan mata. Tapi justru di saat itulah, ujian besar datang. Sebagian pemanah di atas bukit menyangka bahwa perang telah usai. Mereka melihat pasukan musuh lari dan harta rampasan mulai dikumpulkan. Meskipun pemimpin mereka memperingatkan untuk tetap di posisi, mereka tetap turun. Perintah Rasul ﷺ pun mereka abaikan, meski tidak dengan niat buruk. Mereka hanya mengira tugasnya sudah selesai.

Namun keputusan itu membuka celah besar. Khalid bin Walid, yang kala itu masih berada di pihak musyrikin, melihat kesempatan emas. Ia memimpin pasukan berkuda untuk mengitari bukit, mengejutkan sisa pemanah yang tersisa dan menyerang pasukan Islam dari arah belakang.

Suasana berubah drastis. Barisan Muslim menjadi kacau, pasukan Quraisy kembali menyerang dan para sahabat yang sebelumnya penuh semangat kini terdesak. Dalam kekacauan itu, lebih dari 70 sahabat syahid, termasuk Hamzah bin Abdul Muththalib, paman tercinta Rasulullah ﷺ.

Para syuhada Uhud dimakamkan di tempat mereka gugur, di antara Gunung Uhud dan Bukit Pemanah. Hingga kini, makam-makam itu masih diziarahi oleh jutaan Muslim dari seluruh dunia. Mereka datang membawa cinta, haru dan doa. Tempat tersebut merupakan darah para pejuang Islam mengalir dan sejarah besar ditulis dengan pengorbanan.

Jabal Rumaah mungkin hanyalah bukit kecil. Tapi dari sanalah dunia belajar betapa pentingnya ketaatan, betapa besarnya dampak dari sebuah keputusan dan betapa mahalnya harga dari sebuah kemenangan yang belum selesai.

Hari ini, siapa pun yang berdiri di atas Bukit Pemanah dan memandang ke lembah Uhud, takkan hanya melihat medan perang, tetapi akan merasakan gema pelajaran yang abadi. Tersebab Jabal Rumaah bukan hanya tempat. Ia juga adalah pelajaran hidup yang ditebus dengan luka.

Selain Jabal Rumaah masih banyak tempat-tempat bersejarah lain di Tanah Suci seperti Jabal Uhud, Masjid Quba dan lainnya. Anda dapat berkunjung ke tempat-tempat tersebut sehabis ibadah haji dan umroh.

Ada baiknya jika mampu secara finansial dan fisik dibarengi dengan ikhtiar mencari paket haji dan umroh yang sesuai, seperti paket haji atau umroh di jejak imani.

Tunggu apalagi? Yuk segera konsultasikan kebutuhan ibadah Anda bersama tim jejak imani dengan klik tombol konsultasi gratis di bawah ini.

Wallahua’lam bishawab.

Dilihat 110 kali