Ketahui Jenis, Waktu dan Doa Lempar 3 Jumrah dalam Haji!
21 May 2025 ditinjau oleh Tim Khidmat jejak imani

Di bulan Dzulhijjah, kita menyaksikan sebuah ibadah yang sangat mulia dalam ajaran Islam, yaitu Ibadah Haji. Haji adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang harus dilaksanakan pada waktu, tempat dan dengan tata cara tertentu. Kewajiban ini ditujukan kepada setiap Muslim yang mampu, baik dari segi usia, harta, kesehatan, kesempatan maupun lainnya.
Saat melaksanakan rukun islam kelima ini, terdapat rangkaian kegiatan yang hanya ada di ibadah haji. Salah satu kegiatan tersebut adalah lontar jumrah yang dilakukan setelah puncak haji di Arafah. Lontar jumrah sendiri memiliki 3 jenis yakni jumra ula, wustha dan aqabah. Apa perbedaannya? Simak selengkapnya.
Lempar Jumrah dalam Haji
Lontar jumrah adalah salah satu rangkaian yang wajib dilakukan dalam ibadah haji. Secara bahasa, jumrah berarti batu kerikil atau batu-batu kecil. Dalam istilah, jumrah adalah melontar sejumlah kerikil ke tiang jamarat di Mina pada hari nahar dan hari-hari tasyriq.
Kegiatan melontar jumrah melambangkan tindakan Nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلاَمُ dalam mengusir setan yang berusaha menggoda beliau agar tidak mematuhi perintah Allah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail عَلَيْهِ السَّلاَمُ. Hal ini merupakan bagian kita membuang semua sifat buruk yang pernah dimiliki, bagian dari ciri-ciri haji yang mabrur dan mabruroh dan Allah terima.
Hukum Lempar Jumrah dalam Haji
Menurut mayoritas ulama, melontar jumrah itu hukumnya wajib saat haji, meskipun tidak termasuk dalam rukun haji. Sehingga lempar jumrah termasuk dalam wajib haji, jika seorang jamaah tidak melakukan jumrah, hajinya tetap sah, tetapi dia diwajibkan untuk membayar dam.
Baca Juga : Mabit di Mina Saat Haji, Catat Hal-hal Penting Ini!
Jenis-jenis Lempar Jumrah
Lontar jumrah memiliki 3 jenis berdasarkan nama tiang jamarat. Secara urutan, letak tiang jamarat yakni Ula, Wusta dan Aqabah.
- Jumrah Ula (Sughra): Jumrah pertama yang terletak lebih dekat dengan Mina.
- Jumrah Tsani (Wustha): Jumrah kedua yang terletak di antara Jumrah Ula dan Aqabah.
- Jumrah Aqabah (Kubra): Jumrah terakhir yang terletak lebih dekat ke kota Makkah. Jumrah Aqabah merupakan satu-satunya lontar jumrah yang dilakukan mulai tanggal 10 Dzulhijjah.
Kapan Melaksanakan Lempar 3 Jumrah?
Pelaksanaan lontar jumrah dilakukan pada hari ke-10 Dzulhijjah dan hari-hari Tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
- Lempar jumrah 10 Dzulhijjah, jamaah haji hanya melempar jumrah Aqabah dengan 7 batu kecil. Waktu pelaksanaannya dimulai dari pertengahan malam pada awal 10 Dzulhijjah hingga sore hari di penghujung tanggal tersebut.
- Lempar 3 jumrah 11 Dzulhijjah, ketiga jumrah dilontar masing-masing tujuh kali. Waktu pelaksanaannya dimulai setelah matahari terbenam hingga esok harinya sebelum matahari terbenam.
- Lempar 3 jumrah 12 Dzulhijjah, pelontaran ketiga jumrah kembali dilakukan masing-masing tujuh kali. Jamaah yang memilih nafar awal (meninggalkan Mina lebih awal) tidak melakukan pelontaran pada tanggal 13 Dzulhijjah.
- Lempar 3 jumrah 13 Dzulhijjah hanya dilakukan bagi yang memilih nafar tsani.
Jumlah Batu Kecil Lempar Jumrah
Lontar jumrah adalah melempar sejumlah kerikil ke tiang jamarat. Jumlah kerikil yang akan dilempar telah diatur dalam syariat. Total batu kecil yang diperlukan untuk melontar jumrah adalah 70 butir, dengan rincian sebagai berikut:
- 7 butir saat melontar jumrah aqobah pada hari ke-10 Dzulhijjah.
- 21 butir saat melontar 3 jumrah pada hari ke-11 Dzulhijjah (7 butir di setiap tempat).
- 21 butir saat melontar 3 jumrah pada hari ke-12 Dzulhijjah (7 butir di setiap tempat).
- 21 butir saat melontar 3 jumrah pada hari ke-13 Dzulhijjah (7 butir di setiap tempat).
Setiap batu kecil harus dilempar satu per satu, tidak diperbolehkan langsung melempar 7 butir di setiap lempar jumroh.
Baca Juga : Macam-macam Haji, Pahami Sesuai Waktu Keberangkatannya
Tata Cara Lempar 3 Jumrah
- Jamaah haji melakukan lempar jumrah dengan cara memegang batu kerikil (jumrah) di tangan kanannya, mengangkat tangan kanannya dan mengucapkan takbir saat melempar satu jumrah.
- Jamaah berdiri dengan posisi kiblat (Ka'bah) di sebelah kirinya dan Mina di sebelah kanannya.
- Setelah melempar, ia menghadap kiblat lalu berdoa kepada Allah, berzikir, membaca tahlil, dan tasbih. Hal ini dilakukan setelah melempar Jumrah Ula (jumrah kecil) dan Jumrah Wustha (jumrah tengah). Adapun setelah melempar Jumrah Aqabah (jumrah besar), ia tidak melakukan doa atau zikir.
- Jamaah haji diperbolehkan melempar jumrah dalam keadaan berkendara atau berjalan kaki, menurut mayoritas ulama dari mazhab Hanafi, Maliki, dan Hanbali. Sedangkan mazhab Syafi’i berpendapat bahwa melempar jumrah sebaiknya dilakukan sambil berjalan kaki. Disunnahkan melempar dalam keadaan berkendara jika jamaah haji bersiap untuk segera meninggalkan Mina setelahnya.
Perlu diketahui, bahwa membaca talbiyah dihentikan sesaat setelah melempar Jumrah Aqabah dengan batu pertama, menurut mayoritas ulama dari mazhab Syafi’i, Hanafi, dan Hanbali. Sementara mazhab Maliki berpendapat bahwa talbiyah dihentikan sejak waktu Zuhur pada hari Arafah.
Do’a Setelah Lempar Jumrah
Setelah melontar jumrah, sangat disarankan untuk berdo’a. Setiap kali selesai melakukan satu lontaran jumrah, disunnahkan untuk bertakbir, bertahmid, beristighfar dan berdo’a kepada Allah, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah dengan lafadz doa lempar jumrah berikut:
اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُورًا وَذَنْبًا مَغْفُورًا
“Allahummaj'alhu hajjan mabruuron wa dzanban maghfuuron”.
Artinya: "Ya Allah, jadikanlah (melontar jumrah ini) sebagai sarana untuk meraih haji mabrur dan dosa yang terampuni." (HR Ahmad).
Itulah sedikit penjelasan terkait lontar jumrah yang insyaAllah dapat dilakukan saat kita dipanggil Allah sebagai tamu-Nya di Baitullah untuk menyempurnakan rukun islam. Ada baiknya jika mampu secara finansial dan fisik dibarengi dengan ikhtiar mencari paket haji yang sesuai, seperti paket haji plus atau haji furoda di jejak imani. Anda tidak perlu lagi menunggu puluhan tahun untuk mendapat kuota haji. Cukup tunggu 5-8 tahun atau bisa juga langsung berangkat di tahun hijriyah tersebut. Tunggu apalagi? Yuk segera konsultasikan kebutuhan ibadah Anda bersama tim jejak imani.
Wallāhu a‘lam bish-shawāb
Dilihat 730 kali