Ingin dapat penawaran khusus untuk Anda? Konsultasi sekarang!

Jamarat, Lokasi Lempar Jumroh Hanya Setahun Sekali Dipakai!

24 September 2025 ditinjau oleh Tim Khidmat jejak imani

article-thumbnail

Ibadah haji sangatlah istimewa, baik dari pahalanya maupun tatacara pelaksanaannya. Haji dapat menggugurkan semua dosa dan berbalas surga. Adapun dalam tatacara pelaksanaannya, ibadah haji memiliki karakteristik khusus yang tidak dimiliki ibadah lain termasuk umroh. Di antara karakteristik khusus dalam ibadah haji adalah melontar jumroh.

Melontar jumroh ini sarat akan sejarah yang kekal dan pahala yang besar meskipun terlihat seperti main-main dengan membawa batu dan melemparkannya ke dinding jumroh atau disebut dengan jamarat.

Apa Itu Jamarat?

Secara bahasa, jamarat berasal dari kata jumratun (جمرة), jimar (جمار), jamarat (جمرات) yang berarti batu kecil. Melontar jumroh berarti melempar batu kecil. Melontar jumroh erat kaitannya dengan ibadah haji. Hal tersebut dikarenakan ibadah ini dilaksanakan hanya satu kali dalam satu tahun yaitu ketika jamaah haji berada di Mina di tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.

Para ulama fikih bersepakat bahwa melontar jumroh ini merupakan wajib haji, yang jika ditinggalkan akan menjadikan jamaah haji harus membayar dam dan telah berdosa karena meninggalkan satu kewajiban haji.

Jenis-jenis Tiang Jamarat

Terdapat 3 jamarat, semuanya berada di Mina dan berdekatan satu sama lain, yaitu :

1. Jumroh Ula (الجمرة الأولى)

Dinamakan dengan jumroh as-sughra (الجمرة الصغرى) atau jumroh kecil, begitu juga dinamakan dengan ad-dunya (الدنيا) yang berarti dekat. Jumroh Ula merupakan jumroh pertama yang paling dekat dari Masjid Khaif.

2. Jumroh Wustha (الجمرة الوسطى)

Sesuai namanya wustha yang berarti pertengahan atau di tengah, jumroh ini berada di tengah di antara jumroh ula dan jumroh aqabah.

3. Jumroh Aqabah (الجمرة العقبة)

Jumroh Aqabah dinamakan juga dengan jumroh kubra (الجمرة الكبرى) atau jumroh besar, yang berada di ujung Mina ke arah Ka’bah.

lempar jumroh di jamarat
Lempar jumroh di jamarat

Waktu Lontar Jumroh di Jamarat

Secara umum, ada 2 amalan haji yang berkaitan dengan melontar jumroh ini. Pertama lontar jumroh didi tanggal 10 Hijriah. Kedua melontar Jumroh Ula, Wustha dan Aqabah di tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Keduanya merupakan wajib haji yang harus ditunaikan bagi semua jamaah haji.

Melontar Jumroh Aqabah di tanggal 10 Dzulhijjah

Setelah jamaah haji melakukan wukuf di Arafah dan mabit di Muzdalifah, amalan berikutnya adalah melontar jumroh Aqabah di pagi hari tanggal 10 Dzulhijjah. Pada hari ‘ied ini hanya jumroh Aqabah saja yang dilontar.

Waktu utama untuk melontar jumroh Aqabah adalah setelah matahari terbit di waktu dhuha. Namun boleh saja dilakukan sebelum dhuha atau setelahnya di hari itu.

Melontar Jumroh Ula, Wustha dan Aqabah di tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah

Amalan utama jamaah haji di hari-hari tasyrik adalah mabit di Mina dan melontar jumroh. Waktu utama melontar jumroh di hari-hari ini adalah setelah matahari tergelincir atau setelah masuk waktu Dzuhur dan tidak mengapa jika dilakukan pelontaran jumrohnya di waktu lain selain Ba’da Dzuhur. Pelontaran dimulai dari jumroh ula kemudian jumroh wustha dan jumroh Aqabah.

Jamaah haji dapat memilih durasi mabit di Mina dan melontar jumrohnya, bisa memilih antara 2 hari (11 dan 12 Dzulhijjah) yang dinamakan nafar awal atau 3 hari (11, 12 dan 13 Dzulhijjah) yang dinamakan nafar tsani.

Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 203 :

وَاذْكُرُوا اللّٰهَ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ تَعَجَّلَ فِيْ يَوْمَيْنِ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِۚ وَمَنْ تَاَخَّرَ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِۙ لِمَنِ اتَّقٰىۗ

وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ

Artinya : “Berzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya. Siapa yang mempercepat (meninggalkan Mina) setelah dua hari, tidak ada dosa baginya. Siapa yang mengakhirkannya tidak ada dosa (pula) baginya, (yakni) bagi orang yang bertakwa. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan.” (QS. Al-Baqarah: 203)

Bagaimana Tata Cara Lontar Jumroh?

Adapun tata cara pelontaran jumroh adalah sebagai berikut :

  1. Melontar 7 batu kecil di setiap jamaratnya.
  2. Disunnahkan bertakbir di setiap lontaran
  3. Tertib dalam melontar, dimulai dari jumroh ula, wustha kemudian ‘aqabah.
  4. Berdoa setiap selesai melontar jumroh ula dan wustha, menghadap kiblat dan berdoa dengan doa yang lama sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah
  5. Tidak berdoa setelah selesai melontar jumroh aqabah.

Pengambilan Batu untuk Lontar Jumroh

Banyak jamaah haji yang berasumsi bahwa batu yang dipakai untuk melontar jumroh itu harus berasal dari Muzdalifah, karena banyaknya jamaah haji yang mengambil batu saat mabit di Muzdalifah. Namun pada hakikatnya, tidak ada batasan khusus dari mana batu itu harus diambil. Bagi jamaah haji yang tidak sempat mengambil batu dari Muzdalifah, maka boleh mengambilnya dari tempat lain seperti di sekitaran tenda Mina atau tempat lainnya.

Hikmah di Balik Lontar Jumroh

Banyak Ulama menjadikan pelontaran jumroh sebagai simbol perlawanan terhadap syaitan, di mana syaitan selalu mengganggu dan menggoda manusia menuju kehinaan dan kesengsaraan di dunia dan akhirat. Sebagaimana Nabi Ibrahim ketika diperlihatkan Allah dalam mimpinya bahwa dia diperintahkan untuk menyembelih anaknya. Maka Nabi Ibrahim melakukan apa yang diperintahkan tersebut, namun syaitan menghalang-halanginya dan menggodanya agar tidak jadi untuk menyembelih anaknya. Sehingga Nabi Ibrahim melempar syaitan dengan batu sebanyak 7 kali.

Namun demikian, sebagai seorang Mukmin, seharusnya kita beribadah dan menghamba kepada Allah secara totalitas bukan hanya jika ibadah itu ada hikmahnya atau tidak, ada sejarahnya atau tidak. Kita tetap menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya meskipun kita tidak tau hikmah di balik itu semua. Sejatinya, Allah lah yang Maha Hakim dan Maha Bijaksana.

Itulah sedikit penjelasan terkait jamarat yang insyaAllah dapat dikunjungi saat kita dipanggil Allah sebagai tamu-Nya di Baitullah untuk menyempurnakan rukun islam.

Ada baiknya jika mampu secara finansial dan fisik dibarengi dengan ikhtiar mencari paket haji yang sesuai, seperti paket haji plus atau haji furoda di jejak imani. Anda tidak perlu lagi menunggu puluhan tahun untuk mendapat kuota haji. Cukup tunggu 5-8 tahun atau bisa juga langsung berangkat di tahun hijriyah tersebut. Tunggu apalagi? Yuk segera konsultasikan kebutuhan ibadah Anda bersama tim jejak imani

Wallahu a’lam.

Dilihat 29 kali