Amalan Syaban Untuk Siapkan Diri Sebelum Ramadhan
11 December 2025 ditinjau oleh Tim Khidmat jejak imani

Bulan Syaban adalah bulan istimewa dalam kalender Hijriyah. Ia menjadi bulan yang diapit di antara 2 bulan mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan. Dalam sebuah riwayat yang disampaikan oleh Hasan Al Bashri, Rasulullah ﷺ menyebutnya sebagai “bulanku”, menunjukkan kedudukan mulia dan kedekatan beliau dengan bulan ini.
رجب شهرُ الله، وشعبان شهري، ورمضان شهر أمتي
“Sesungguhnya Rajab adalah bulannya Allah, Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulannya ummatku.” (Riwayat Mursal kepada Hasan Al Bashri melalui At Tirmidzi)
Syaban menjadi jembatan antara Rajab dan Ramadhan, masa persiapan rohani, saat seorang mukmin memperbanyak amal sebelum memasuki bulan penuh keberkahan. Banyak sekali riwayat yang menyebutkan bagaimana Rasulullah menjadikan Sya’ban sebagai bulan persiapan beliau menuju Ramadhan.
Amalan-Amalan Utama di Bulan Syaban
Bulan Syaban sering dijadikan sebagai bulan persiapan menuju Ramadhan, ada baiknya untuk mulai mengisinya dengan amalan-amalan yang baik di bulan Syaban.
1. Memperbanyak Puasa Sunah
Syaban adalah waktu terbaik untuk “pemanasan” sebelum Ramadhan. Imam Nawawi menjelaskan bahwa puasa di bulan ini membuat tubuh terbiasa, sehingga memasuki Ramadhan dengan lebih siap. Ini pulalah yang disebutkan oleh Aisyah ra:
لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ ﷺ يَصُومُ مِنْ شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ
“Rasulullah ﷺ tidak pernah berpuasa sunah dalam satu bulan sebanyak puasa di bulan Syaban.” (HR. Bukhari & Muslim)
Hal ini tidak terlepas dari bagaimana orang-orang seringkali melewati bulan Sya’ban dengan sikap lalai maupun tak acuh. Rasulullah ﷺ bersabda:
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ, وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ, فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Itu adalah bulan yang dilalaikan manusia, antara Rajab dan Ramadhan, bulan di mana amal-amal diangkat kepada Tuhan semesta alam. Maka aku ingin amalku diangkat saat aku sedang berpuasa.” (HR. An-Nasa’i)
Kecintaan Rasulullah berpuasa di bulan Sya’ban bukan sekedar omon-omon, melainkan beliau benar-benar tunjukkan sebagaimana yang diriwayatkan dari Ummu Salamah:
ما رأيت رسول الله يصوم شهرين متتابعين إلا شعبان ورمضان
“Tidaklah aku melihat Rasulullah berpuasa selama 2 bulan berturut-turut kecuali pada bulan Sya’ban dan Ramadhan” (HR. Abu Daud, An-Nasai dan At-Tirmidzi)
2. Memperbanyak Shalawat
Syaban dikenal sebagai “bulan shalawat”. Al Wahidi dalam Asbab An Nuzul (jld. 1, hal. 188) menyebutkan bahwa ayat
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمً
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (Qs. Al Ahzab : 56)
diturunkan oleh Allah di bulan Sya’ban. Untuk itu, menghidupkan Sya'ban dengan memperbanyak shalawat menjadi salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam mentadzhimi perintah shalawat yang Allah turunkan pada bulan Sya’ban.
Baca juga : Hikmah Ramadhan Sebagai Momentum Penguatan Tauhid (Bagian 1)
3. Membaca Al-Qur’an
Ibnu Rajab Al Hanbali menyebutkan berbagai riwayat dari para salaf mengenai melazimkan bertilawah pada bulan Sya’ban. Di antaranya:
عن أنس قال: كان المسلمون إذا دخل شعبان انكبوا على المصاحف فقرؤها وأخرجوا زكاة أموالهم تقوية للضعيف والمسكين على صيام رمضان
“Dari Anas (bin Malik) ia berkata: Kebiasaan kaum muslimin ketika memasuki hukan Sya’ban maka mereka akan menyibukkan diri dengan membuka mushaf dan membacanya, mengeluarkan zakat untuk menguatkan para fakir dan miskin dalam menjalani puasa Ramadhan.” (Lathaiful Maarif, hal. 135)
Para salaf juga menyebut Syaban sebagai bulan para qari’. Sebagaimana riwayat berikut:
وقال سلمة بن كهيل: كان يقال شهر شعبان شهر القراء
“Dan dikatakan oleh Salamah bin Kahil : Dikatakan bahwa Sya’ban adalah bulannya para pembaca (Al-Quran).” (Lathaiful Maarif, hal. 135)
Mereka menambah porsi tilawah untuk membersihkan hati dan melatih diri menyambut Ramadhan yang dikenal dengan Syahrul Quran. Bahkan banyak di antara generasi salaf mereka sampai menutup toko-tokonya demi memperbanyak membaca Al-Quran di bulan Sya’ban.
4. Mengerjakan Berbagai Amalan Shalih
Syaban adalah waktu untuk menyirami amal-amal yang telah ditanam sejak Rajab. Para ulama terdahulu membiasakan diri dengan berbagai amalan shalih di Syaban agar ketika Ramadhan tiba, mereka sudah terlatih memperbanyak ibadah.
Abu Bakr Al-Balkhi berkata:
شَهْرُ رَجَب شَهْرُ الزَّرْعِ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ سُقْيِ الزَّرْعِ، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ حَصَادِ الزَّرْعِ
“Rajab adalah bulan menanam, Syaban bulan menyirami tanaman, dan Ramadhan bulan memanen.” (Ibnu Rajab, Lathaiful Maarif, hal. 121)
Beliau juga berkata:
مثل شهر رجب مثل الريح ومثل شعبان مثل الغيم ومثل رمضان مثل القطر
“Perumpamaan Rajab seperti angin, Syaban seperti awan, dan Ramadhan seperti hujan.”
Barang siapa tidak menanam di Rajab dan tidak menyirami di Syaban, bagaimana mungkin ia memanen di Ramadhan? (Ibnu Rajab, Lathaiful Maarif, hal. 121)
Maka, mengerjakan dan meningkatkan amalan Sya’ban adalah sebuah keutamaan dan anjuran dari para ulama dalam rangka mempersiapkan keimanan yang lebih kokoh dan hati yang lebih khusyu dalam mengarungi bulan Ramadhan yang mulia.
Baca juga : Hikmah Ramadhan Sebagai Momentum Penguatan Tauhid (Bagian 2)
5. Beristighfar dan Bertaubat
Syaban adalah waktu ideal untuk membersihkan dosa dan memperbanyak istighfar. Allah berfirman:
وَاسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, kemudian bertaubatlah kepada-Nya.” (QS. Hud: 3)
6. Menjauhi Syirik dan Permusuhan
Termasuk persiapan terpenting menuju Ramadhan adalah membersihkan hati dari syirik dan permusuhan. Rasulullah ﷺ bersabda:
يطَّلِعُ اللهُ عزَّ وجلَّ إلى خلقِه لَيلةَ النَّصفِ مِن شعبانَ، فيغفِرُ لعبادِه إلَّا لِاثنَينِ: مُشاحنٍ، وقاتلِ نفْسٍ
“Allah melihat kepada makhluk-Nya pada malam pertengahan Syaban, lalu mengampuni semua hamba-Nya kecuali 2 golongan: orang yang bermusuhan dan membunuh jiwa.” (HR. Ahmad)
Atau dalam hadits lainnya yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Imam Adz Dzahabi
ينزلُ فيغفِرُ لكلِّ نفسٍ إلَّا من في قلبِه شحناءُ أو مشركٌ
“Allah turun (ke langit dunia) dan mengampuni setiap jiwa kecuali orang yang terdapat kedengkian di dalam hatinya atau orang yang musyrik.”
Kemuliaan Malam Nisfu Syaban
Malam pertengahan Syaban adalah malam yang dipenuhi rahmat Allah. Rasulullah ﷺ menyebut bahwa pada malam ini Allah mengampuni semua hamba-Nya kecuali orang musyrik dan pendengki.
Hadis tentang keutamaan malam Nisfu Syaban memang diperselisihkan para ulama. Sebagian mendhaifkannya, namun sebagian lain menguatkannya karena banyak jalurnya.
Ibnu Rajab menjelaskan bahwa meski banyak sanadnya dhaif, keseluruhannya memperkuat makna bahwa malam Nisfu Syaban memiliki keutamaan. Namun demikian Ibnu Rajab menyebutkan tidak ada amalan khusus yang ditetapkan Nabi ﷺ seperti membaca Yasin berjamaah atau shalat dengan bilangan tertentu. Namun, menghidupkan malam ini dengan ibadah personal adalah suatu hal yang diperbolehkan bahkan suatu hal yang utama.
Ibnu Taimiyah berkata: “Jika seseorang mengisi malam Nisfu Syaban dengan shalat sendirian, itu baik dan telah dilakukan sebagian salaf.” (Majmu’ Fatawa 23/131)
Amalan yang dianjurkan pada malam nisfu Syaban secara mutlak (tanpa mengkhususkan hanya di malam tersebut) antara lain:
- Shalat sunah qiyamullail.
- Memperbanyak doa, zikir dan istighfar
- Membaca Al-Qur’an
- Menyambung silaturahmi dan menghindari permusuhan
Baca juga : Jelang Ramadhan, Sambut Keistimewaan Bulan Syaban
Menyambut Ramadhan dengan Hati yang Siap
Syaban adalah bulan persiapan. Dengan memperbanyak puasa, shalawat, tilawah, amal shalih, serta membersihkan hati dari dosa dan permusuhan, kita bisa memantaskan diri menyambut Ramadhan dengan jiwa yang tenang dan siap menerima limpahan pahala.
Imam Al-Ghazali menyebut puasa dan amalan Syaban sebagai latihan rohani, agar Ramadhan dapat dijalani dengan ringan dan penuh makna.
Sebagaimana doa Rasulullah, semoga Allah memberkahi Sya'ban kita dan menyampaikan kita pada bulan Ramadhan dalam keadaan terbaik.
Demikian penjelasan mengenai amalan Syaban yang bisa dilakukan oleh umat Muslim sebelum menyambut Ramadhan. Semoga Allah berikan kita kemampuan untuk bisa berpuasa Ramadhan dan ibadah-ibadah lainnya seperti umroh bersama jejak imani.
jejak imani adalah travel haji dan umroh sejak tahun 2012 dengan nama PT JEJAK IMANI BERKAH BERSAMA yang sudah berizin resmi sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dari Kemenag. Anda juga bisa menanyakanan dan konsultasi dengan tim jejak imani terkait kebutuhan selama ibadah umroh di Tanah Suci.
Wallahu’alam bishowab
Dilihat 15 kali


