Adab & Sunnah Idul Fitri, Cek di Sini!
29 March 2025 ditinjau oleh Tim Khidmat jejak imani

Idul Fitri merupakan salah satu hari raya besar Islam yang diperingati dengan sholat sunnah berjamaah di masjid. Sholat sunnah tersebut memiliki beberapa amalan sunnah Idul Fitri yang dapat dikerjakan sebelum maupun sesudahnya. Setelah orang-orang yang berpuasa menyelesaikan ibadah puasa, mereka pun berkumpul untuk merayakan lebaran disertai dengan bertakbir mengagungkan Allah, bersyukur kepada Allah atas bimbingan dan taufik dari-Nya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.” [Al-Baqarah: 185]
Bahkan malam idul fitri adalah malam dimana doa kita mudah untuk Allah kabulkan, termasuk dari waktu yang mustajab, sebagaimana yang disampaikan oleh Imam As-Syafi'i:
قال الإمام الشافعي رحمه الله وبلغنا أن الدعاء يستجاب في خمس ليال ليلة الجمعة والعيدين وأول رجب ونصف شعبان قال الشافعي وأستحب كل ما حكيته في هذه الليالي والله أعلم
"Imam Syafi'i rahimahullah berkata, "Telah sampai kepada kami bahwa doa dikabulkan pada lima malam: malam Jumat, dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), malam pertama bulan Rajab, dan malam pertengahan bulan Sya'ban."Imam Syafi'i berkata, "Aku anjurkan untuk melakukan semua yang aku ceritakan pada malam-malam ini. Dan Allah Maha Mengetahui."[Imam Syafi'i, al-Umm, Jilid I, Cetakan: Kairo, Dar Ma'rifah tahun 1990, halaman 264]
Amalan Sunnah Idul Fitri
Sholat sunnah Idul Fitri hukumnya sunnah muakkad atau sunnah yang sangat dianjurkan dan hampir tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah. Dalam ibadah sunnah tersebut terdapat amalan sunnah ldul Fitri yang dapat dilakukan setelah dan sebelumnya. Berikut merupakan amalan-amalan sunnah Idul Fitri.
1. Mandi Sunnah (Besar)
Amalan sunnah Idul Fitri pertama yakni anjuran mandi sunnah bagi siapapun, entah laki-laki dan perempuan. Dianjurkan melakukan mandi sebelum berangkat sholat idul Fitri. Amalan idul fitri ini juga berlaku bagi yang tidak menghadiri sholat, seperti orang sakit, wanita haid ataupun nifas. Waktu mandi ini dimulai sejak tengah malam Idul Fitri sampai tenggelamnya matahari di keesokan harinya. Akan tetapi, lebih diutamakan untuk dilakukan setelah terbit fajar (Keterangan dari kitab Tuhfah al-Habib ‘Ala Syarh al-Khathib).
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma sebagai berikut.
عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى
"Dari Nafi’, (ia berkata bahwa) ‘Abdullah bin ‘Umar biasa mandi di hari Idul Fitri sebelum ia berangkat pagi-pagi ke tanah lapang." (HR. Malik)
2. Memperbanyak Bacaan Takbir
Di antara salah satu yang mencirikan adanya dan masuknya hari raya Ied Fitri adalah kumandang takbirnya, maka dianjurkan untuk setiap umat Islam memperbanyak takbir, ini pun berlandaskan pada firman Allah:
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ
“Dan sempurnakanlah bilangan Ramadhan, dan bertakbirlah kalian kepada Allah”. (QS. Al-Baqarah: 185).
Terkait takbir, maka ada dua jenis takbir Ied Fitri. Pertama, Takbir Muqayyad (dibatasi), yaitu takbir yang dikumandangkan dan dibaca setelah sholat, baik sholat fardhu atau sholat sunnah. Karenanya setiap selesai sholat, dianjurkan untuk membaca takbir.
Kedua, Takbir Mursal (dibebaskan), yaitu takbir yang tidak dibatasi setelah sholat, atau ia takbir yang bisa dilakukan di semua kondisi. Maka takbir Iedl Fitri bisa dikumandangkan di mana saja, di rumah, jalan, masjid, pasar atau tempat lainnya.
Anjuran mensyiarkan takbir Ied fitri ini dimulai sejak tenggelamnya matahari pada malam 1 Syawal sampai takbiratul ihramnya Imam pada sholat Idul Fitri bagi kaum muslimin yang menunaikan sholat iednya berjamaah atau takbiratul ihramnya mushalli sendiri (mendirikan sholat ied sendirian).
Pendapat lain menyatakan bahwa waktu habisnya saat masuk waktu sholat Ied, yaitu ketika matahari naik kira-kira satu tombak, baik Imam sudah melaksanakan Takbiratul Ihram atau tidak. (Keterangan dari kitab Busyra al-Karim, karya Syekh Sa’id Bin Muhammad Ba’ali Ba’isyun, hal. 426)
3. Sarapan Sebelum Berangkat Sholat Ied
Umat muslim yang hendak berangkat sholat Idul fitri, dianjurkan dan disunnahkan makan terlebih dahulu. Sunnah Idul Fitri satu ini berbeda dengan sunnah sebelum sholat Idul Adha, yang mana jika ied adha itu disunnahkan untuk sarapan atau makan setelah sholat ied adha, jika sunnah idul fitri maka sarapan dan makan sebelum berangkat menuju tempat sholat. Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلاَ يَأْكُلُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan sebelumnya beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.” (HR. Ahmad)
Sarapan atau makanan yang lebih utama untuk dimakan adalah kurma dalam hitungan ganjil, bisa satu butir, tiga butir dan seterusnya, namun diperbolehkan dengan makanan lainnya. Dalam madzhab Syafi’i, hukumnya makruh bila meninggalkan sarapan atau makan sebelum berangkat sholat ied ini sebagaimana yang dijelaskan dan dipaparkan oleh imam Nawawi (Keterangan dari kitab Mughni al-Muhtaj, karya Khatib Asy-Syirbini , juz 1, hal. 592).
4. Berjalan Kaki Menuju Tempat Sholat
Sangat dianjurkan berjalan kaki menuju tempat sholat Ied, sunnah Idul Fitri ini disampaikan oleh sahabat Ali sebagai berikut:
مِنْ السُّنَّةِ أَنْ يَخْرُجَ إلَى الْعِيدِ مَاشِيًا
“Termasuk sunnah Nabi adalah keluar menuju tempat sholat Id dengan berjalan”. (HR. At-Tirmidzi)
Bagi umat muslim tidak mampu berjalan kaki dikarenakan sakit seperti orang yang sudah sepuh, orang lumpuh dst, maka diperbolehkan untuk menggunakan kendaraan.
5. Membedakan Rute Antara Berangkat dan Pulang dari Sholat Ied
Di antara hikmah mengapa disunnahkan agar berbeda rute antara saat berangkat dan pulang dari sholat ied fitri adalah agar memperbanyak pahala menuju tempat ibadahnya. Hal ini pula yang dijelaskan oleh imam Nawawi. Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
عَنْ جَابِرٍ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
"Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di hari ied (ingin pergi ke tempat shalat, pen.), beliau membedakan jalan antara pergi dan pulang." (HR. Bukhari)
6. Memakai Pakaian dan Berpenampilan yang Bagus
Berpenampilan baik dan bagus merupakan sunnah dalam Idul Fitri. Umat Islam dapat berpenampilan bagus dengan membersihkan badan, memotong kuku, memakai wewangian dan pakaian terbaik. Lebih utama memakai pakaian putih, kecuali bila selain putih ada yang lebih bagus, maka lebih utama mengenakan pakaian yang paling bagus. Pakaian bagus tidak harus baru, yang terpenting juga adalah pakaian yang menutup aurat.
Anjuran ini berlaku bagi siapapun, laki-laki dan perempuan, bahkan juga dianjurkan bagi seseorang yang tidak ikut hadir saat sholat Ied Fitri. Terkhusus bagi perempuan, anjuran berpenampilan bagus ini tetap harus memperhatikan batas-batas syariat, semisal tidak membuka aurat, tidak mempertontonkan penampilan yang memikat laki-laki lain yang bukan mahramnya dan tidak pula berpakaian yang bisa menimbulkan fitnah.
7. Memberikan Ucapan Selamat (Tahniah)
Dianjurkan untuk saling memberikan selamat atau tahniah kebahagiaan yang diraih ketika hari raya Ied Fitri. Secara umum, tidak ada aturan baku mengenai redaksi ucapan selamat ini, misalnya “taqabbala allâhu minnâ wa minkum”, “kullu ‘âmin wa antum bi khair”, “selamat hari raya Idul Fitri”, “minal aidin wa al-faizin”, “mohon maaf lahir batin” dst. Prinsipnya adalah, setiap ucapan dan kalimat yang umumnya digunakan sebagai ucapan selamat dalam momen hari raya, maka sudah masuk dan bisa mendapatkan kesunnahan mengucapkan selamat atau tahniah ini, dan ini bukan termasuk ke dalam sesuatu yang bid'ah.
Sebagaimana dijelaskan dan diterangkan dalam Hasyiyah as-Syarwaniy sebagai berikut:
ـ (خَاتِمَةٌ) قَالَ الْقَمُولِيُّ لَمْ أَرَ لِأَحَدٍ مِنْ أَصْحَابِنَا كَلَامًا فِي التَّهْنِئَةِ بِالْعِيدِ وَالْأَعْوَامِ وَالْأَشْهُرِ كَمَا يَفْعَلُهُ النَّاسُ لَكِنْ نَقَلَ الْحَافِظُ الْمُنْذِرِيُّ عَنْ الْحَافِظِ الْمَقْدِسِيَّ أَنَّهُ أَجَابَ عَنْ ذَلِكَ بِأَنَّ النَّاسَ لَمْ يَزَالُوا مُخْتَلِفِينَ فِيهِ وَاَلَّذِي أَرَاهُ مُبَاحٌ لَا سُنَّةَ فِيهِ وَلَا بِدْعَةَ
“Penutup. Al-Qamuli berkata, aku tidak melihat dari para Ashab (ulama Syafi’iyah) berkomentar tentang ucapan selamat hari raya, beberapa tahun dan bulan tertentu seperti yang dilakukan banyak orang. Tetapi al-Hafizh al-Mundziri mengutip dari al-Hafizh al-Maqdisi bahwa beliau menjawab masalah tersebut bahwa orang-orang senantiasa berbeda pendapat di dalamnya. Pendapatku, hal tersebut hukumnya mubah, tidak sunnah, tidak bid’ah.”
Bahkan para ulama juga menjelaskan terkait menjawab dan menyambut ucapan selamat atau tahniah itu, sebagaimana keterangan berikut dari kitab yang sama seperti di atas:
وَتُسَنُّ إجَابَتُهَا بِنَحْوِ تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنْكُمْ أَحْيَاكُمْ اللَّهُ لِأَمْثَالِهِ كُلَّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ
"Dan disunnahkan pula untuk menjawab ucapan selamat dengan redaksi semisal “Semoga Allah menerima kalian”, "Semoga Allah menghidupi kalian untuk hal yang sama” atau “Semoga setiap tahun kalian berada dalam kebaikan".
Itulah 7 amalan sunnah Idul Fitri yang bisa dilakukan saat sebelum atau sesudah sholat Ied untuk mengawali bulan Syawal. Dalam menyambut bulan syawal Anda dapat mulai merencanakan perjalanan umroh bersama jejak imani.
jejak imani adalah travel haji dan umroh sejak tahun 2012 dengan nama PT JEJAK IMANI BERKAH BERSAMA yang sudah berizin resmi sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dari Kemenag. Anda juga bisa menanyakanan dan konsultasi dengan tim jejak imani terkait kebutuhan selama ibadah umroh di Tanah Suci.
Semoga bermanfaat!
Dilihat 137 kali