Wajib! Mabit di Muzdalifah dalam Rangkaian Ibadah Haji
09 June 2024 ditinjau oleh Ustadz H. Jundi Imam Syuhada, Lc., M.IRK.

Salah satu rangkaian dalam ibadah haji adalah mabit di Muzdalifah. Muzdalifah merupakan wilayah yang terletak di antara Mina dan Arafah. Setelah melaksanakan puncak ibadah haji, wukuf di Arafah, jamaah haji akan mabit di Muzdalifah. Apa saja yang akan dilakukan jamaah haji selama mabit dan apa hukum melaksanakannya? Selengkapnya akan dibahas di artikel ini.
Apa Itu Mabit di Muzdalifah?
Mabit di Muzdalifah merupakan salah satu rangkaian dalam ibadah haji. Mabit sendiri memiliki arti bermalam, istirahat ataupun diam. Dapat diartikan bahwa jamaah haji akan mabit atau bermalam di Muzdalifah.
Meski memiliki arti bermalam, namun jamaah haji boleh untuk berhenti sejenak di Muzdalifah tidak harus menginap. Jamah haji menuju Muzdalifah setelah wukuf di Arafah dan mabit dimulai dari awal malam tanggal 10 Dzulhijjah hingga terbit fajar.
Baca Juga : Pahami 6 Rukun Haji Supaya Menjadi Haji Mabrur
Apa yang Dilakukan saat Mabit di Muzdalifah?
Muzdalifah secara amaliyahnya adalah bermalam setelah selesai dari agenda dan kegiatan di Arafah. Muzdalifah ini berasal dari kata ‘zalafa’ dan ‘izdalafa’, yang bermakna dekat dan mendekatkan, tingkatkan dan juga tempat.
Jamaah haji akan mabit di Muzdalifah pada tanggal 10 Dzulhijjah atau setelah melakukan wukuf di Arafah. Seseorang yang telah melewati kegiatan di Arafah akan lanjut ke Muzdalifah untuk semakin mendekatkan diri pada Allah.
Ketika mabit di Muzdalifah, jamaah haji juga mengambil batu untuk lempar jumrah. Jika jamaah berkesempatan turun di lapangan Muzdalifah, maka dapat melakukan sholat. Namun jika tidak bisa turun dan hanya di dalam bus, maka sholat magrib dan isyanya di dalam bus.
Hukum Mabit di Muzdalifah
Terdapat perbedaan pendapat antar ulama terkait hukum bermalam di Muzdalifah bagi jamaah haji. Bermalam di Muzdalifah merupakan wajib haji yakni wajib dilakukan untuk jamaah haji kecuali yang memiliki udzur.
Bagi jamaah haji yang tidak memiliki udzur dan tidak melaksanakan mabit ddi Muzdalifah, akan dikenai dam haji, sedangkan yang memiliki udzur tidak akan dikenai dam haji.
Baca Juga : Kenali Macam Dam Haji Ketika Melanggar Larangannya!
Tujuan Mabit di Muzdalifah
Umat Muslim berada di Muzdalifah dalam keadaan berihram. Ini dapat diartikan bahwa seluruh umat manusia yang ada di muka bumi, meski berbeda dalam ras, suku dan negara namun keadaannya sama, tidak ada perbedaannya di mata Allah.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)
Kegiatan jamaah haji saat di Muzdalifah hanyalah mabit atau bermalam. Tujuan mabit di Muzdalifah untuk merefleksikan sejauh apa diri kita hari itu dengan Allah. Selama mabit juga dapat mengisinya dengan memperbanyak tasbih, tahlil dan tahmid, takbir, dan talbiyah.
Saat mabit di Muzdalifah harapannya dapat menghilangkan sifat angkuh, merasa besar dan memiliki segalanya. Bagaimana seseorang itu harus semakin dekat dengan Allah, mendekat dengan cara mengerjakan amal-amal ibadah dan menjauhi larangan-Nya.
Mari doakan saudara-saudara kita yang melaksanakan haji supaya menjadi haji yang mabrur dan mabruroh. Semoga Allah ﷻ mengundang kita untuk menjadi salah satu tamu-Nya di Baitullah untuk beribadah haji di tahun-tahun selanjutnya.
Bagi Sahabat yang ingin mewujudkan impian ibadah haji lebih cepat dan lebih nyaman, dapat memilih haji plus dan furoda di di jejak imani.
jejak imani adalah travel haji dan umroh sejak tahun 2012 dengan nama PT JEJAK IMANI BERKAH BERSAMA yang sudah berizin resmi sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dari Kemenag. Anda juga bisa menanyakanan dan konsultasi dengan tim jejak imani terkait kebutuhan selama ibadah umroh di Tanah Suci.
Semoga bermanfaat!
Dilihat 709 kali


