Perlukah Mandi Setelah & Sebelum Ihram? Ini Penjelasannya!
03 November 2025 ditinjau oleh Tim Khidmat jejak imani

Ihram merupakan gerbang suci yang menandai awal dari rangkaian ibadah haji dan umroh. Pada saat seorang muslim memasuki ihram, ia meninggalkan pakaian duniawi dan mengenakan dua helai kain putih tanpa jahitan bagi laki-laki, atau pakaian sederhana yang menutup aurat bagi perempuan. Oleh karena itu, para ulama menganjurkan mandi ihram sebagai bentuk penyucian lahiriah sebelum seseorang berniat ihram, agar jasad dan jiwa sama-sama bersih ketika memulai perjalanan ibadah yang agung ini.
Hukum Mandi Sebelum Ihram
Mengenai perlu tidaknya mandi sebelum dan sesudah ihram, para ulama sepakat bahwa mandi sebelum ihram hukumnya sunnah muakkadah, yaitu sangat dianjurkan untuk dilakukan. Hal ini berdasar pada riwayat sahih dari Zaid bin Tsabit bahwa Rasulullah ﷺ melepaskan pakaian dan mandi sebelum berihram. Artinya, mandi ihram dilakukan sebelum berniat ihram, baik di tempat miqat maupun di lokasi terdekat sebelum berangkat ke sana.
Mayoritas ulama dari empat madzhab besar, yaitu Syafi’i, Maliki, Hanbali, dan Hanafi, sepakat bahwa mandi sebelum ihram adalah amalan sunnah, bukan kewajiban. Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan dalam Al-Majmu’:
وَيُسَنُّ الْغُسْلُ لِلْإِحْرَامِ بِاتِّفَاقِ الْعُلَمَاءِ
“Disunnahkan mandi untuk ihram berdasarkan kesepakatan para ulama.”
Dengan demikian, orang yang tidak sempat mandi ihram tetap sah ihramnya, hanya saja ia kehilangan keutamaan sunnah Rasulullah ﷺ.
Hukum Mandi Sesudah Ihram
Adapun mandi setelah ihram tidak disyariatkan secara khusus, tetapi tetap diperbolehkan apabila jamaah ingin menjaga kebersihan diri setelah melepas pakaian ihram atau setelah menyelesaikan manasik seperti thawaf, sa’i dan tahallul. Dalam hal ini, mandi dilakukan bukan karena hukum ihram, melainkan sebagai wujud menjaga kebersihan dan kesegaran tubuh.
Niat Mandi Ihram
Adapun niat mandi ihram dilakukan dalam hati, tanpa perlu lafaz tertentu. Namun sebagian ulama menganjurkan membaca niat secara lisan sebagai bentuk kesungguhan hati:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِلْإِحْرَامِ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla lil ihraami lillahi taala
“Aku berniat mandi ihram karena Allah Ta‘ala.”
Setelah mandi, disunnahkan pula memakai wewangian pada tubuh (bukan pada kain ihram), memotong kuku, mencukur bulu, dan merapikan diri sebagaimana dicontohkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha yang berkata:
كُنْتُ أُطَيِّبُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ لِإِحْرَامِهِ قَبْلَ أَنْ يُحْرِمَ
“Aku biasa memakaikan wangi-wangian kepada Rasulullah ﷺ sebelum beliau berihram.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mandi Ihram Bagi Wanita Haid
Menariknya, bagi perempuan yang sedang haid atau nifas pun tetap disunnahkan mandi ihram, meskipun belum dalam keadaan suci. Hal ini menegaskan bahwa mandi ihram bukan sekadar kebersihan fisik, tetapi juga simbol kesiapan spiritual untuk menyambut panggilan Allah. Sedangkan setelah selesai menunaikan ibadah haji atau umroh, disunnahkan pula untuk mandi sebagai bentuk syukur dan penyucian diri setelah menunaikan ibadah besar yang melelahkan sekaligus menggetarkan jiwa.
Dengan demikian, mandi ihram bukan kewajiban, namun sunnah yang sangat dianjurkan. Ia melambangkan kesiapan seorang hamba untuk menanggalkan segala kesenangan dunia, membersihkan diri dari dosa dan kesombongan, lalu menghadap Allah dengan hati yang suci dan tubuh yang bersih, sebagaimana kesucian kain ihram yang membalutnya.
Bagi berniat untuk beribadah umroh dan haji, Anda bisa melakukan perjalanan ibadah umroh dan haji bersama jejak imani. Para ustadz mumpuni akan full membimbing jamaah sesuai syariat mulai dari manasik di Indonesia hingga prosesi ibadah di Tanah Suci.
Wallahua’lam bisshowab.
Dilihat 22 kali


