Ditulis oleh Ustadz H. Jundi Imam Syuhada, Lc. M.IRK, / Rabu, 3 April 2024
Mustahil bisa mendapatkan keberkahan, jika tidak mengejar dengan beramal kebaikan. Pun sama halnya dengan malam terbaik "Lailatul Qadar", tidak akan kita mendapatkannya jika kita tidak berusaha untuk mengejar dan mengorbankan waktu malam kita.
Pada beberapa keadaan, ada orang-orang yang masih harus bergelut dengan dunia kerjanya yang tidak bisa ditinggalkan, padahal waktu sudah memasuki 10 hari terakhir Ramadhan. Ingin rasanya i'tikaf seperti umat muslimin lainnya, tapi apalah daya jika pekerjaan tetap harus dikerjakan.
Ketahui saja, bahwasanya tidak ada syarat harus i'tikaf untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar, tidak harus di Masjid untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar. Sebab yang harus dilakukan adalah menghidupkan malam dengan ibadah dimanapun kita berada. Meskipun lembur di tempat kerja, jaga pos satpam, dan semua pekerjaan lainnya.
Kesempatan untuk mendapatkan malam lailatul qadar tetap terbuka lebar untuk mereka yang masih bergelut dengan dunia kerjanya, hanya saja harus bisa dan mau untuk mengorbankan jam tidurnya, ia harus semaksimal mungkin menghidupkan malam-malam 10 hari terakhir Ramadhan, tak peduli malam ganjil atau genap. Entah malam yang dihidupkan dengan tilawah di tempat kerjanya, shalat sunnah di dalam rumahnya, bahkan mungkin qiyamul lail saat di dalam kendaraannya, atau hal yang paling ringan adalah mendawamkan dzikir dan sholawat di sepanjang malam. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah:
عن عائشة رضي الله عنها قالت
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم
" إذا دخل العشر شد مئزره"
وأحيا ليله، وأيقظ أهله
“Rasulullah ketika memasuki sepuluh terakhir malam Ramadhan beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan (beribadah) malam itu dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari)
Wallahuta'ala a'lam.
508x
Bagikan: